REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON - Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) Amerika Serikat menuntut penarikan 67 juta inflator kantong udara (Airbag) karena diyakini ada cacat keselamatan. Tetapi pemasoknya, ARC Automotive Inc menolak permintaan regulator AS tersebut.
Dalam dokumen yang dirilis Jumat (12/5/2023) waktu setempat menyebutkan badan keamanan berkendara itu mengatakan inflator menimbulkan risiko kematian atau cedera yang tidak bisa diterima. "Inflator kantong udara yang memproyeksikan pecahan logam ke penumpang kendaraan, bukannya menggembungkan kantong udara yang terpasang dengan benar, menciptakan risiko kematian dan cedera yang tidak masuk akal," kata NHTSA dalam surat permintaannya.
Inflator kantong udara ARC ada di kendaraan General Motors, Chrysler-parent Stellantis, BMW, Hyundai Motor, dan Kia Corp. GM pada hari Jumat setuju untuk menarik kembali hampir 1 juta kendaraan dengan inflator kantong udara ARC setelah pecah pada bulan Maret yang mengakibatkan cedera wajah pada pengemudi.
NHTSA pada tahun 2016 meningkatkan penyelidikan lebih dari 8 juta inflator kantong udara yang dibuat oleh ARC Automotive Inc setelah seorang pengemudi tewas di Kanada dalam kendaraan Hyundai dan telah menyelidiki selama lebih dari tujuh tahun.
NHTSA awalnya membuka penyelidikan pada Juli 2015 menyusul dua laporan cedera, di Chrysler Town & Country 2002 dan Kia Optima 2004, setelah inflator yang diproduksi oleh ARC di Tennessee pecah.
NHTSA mengatakan hingga Januari 2018, 67 juta dari inflator kantong udara frontal pengemudi dan penumpang diproduksi . Delphi, diakuisisi oleh Autoliv, produksi kira-kira 11 juta inflator di bawah perjanjian lisensi dengan ARC, yang memproduksi inflator lainnya.
ARC mengatakan kesimpulan tentatif NHTSA bahwa ada cacat didasarkan pada tujuh bidang pecah di Amerika Serikat. NHTSA "kemudian meminta ARC untuk membuktikan bahwa 67 juta inflator dalam populasi ini tidak cacat" yang telah diproduksi selama 18 tahun.