REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- DPW NasDem Jawa Timur melaunching Majelis Khotmil Quran Bin Nadhor Jumat Pon. Kegiatan khotmil Quran ini nantinya digelar setiap Jumat Pon.
Launching Majelis Khotmil Quran Bin Nadhor Jumat Pon ini dipimpin Gus Mahasin, yang merupakan kakak dari Gus Baha. Ia mengatakan, upaya ini sekaligus untuk menirakati atau laku prihatin dan riyadhoh demi kesuksesan Anies di Pilpres 2024.
"Laku prihatin mendekatkan diri kepada Allah dengan satu wirid yang harus dibacakan," kata Gus Mahasin di Kantor DPW NasDdm Jatim di Surabaya.
Selain di kantor DPW NasDem Jatim, acara serupa juga berlangsung serempak di 81 titik di seluruh kabupaten/kota di Jatim. Total ada 2.580 jamaah yang mengikuti kegiatan tersebut.
Gus Mahasin menjelaskan, pada kegiatan yang digelar, doa khusus pertama yang jelas untuk mendapat syafaat Alquran dan dapat berkahnya. Rentetannya, kata dia, mendoakan Partai NasDem menyambut Pilpres dan Pileg 2024.
Selain itu, lanjut Gus Mahasin, doa yang dipanjatkan adalah agar Anies Baswedan bisa memenangkan kontestasi Pilpres 2024, dan dapat menjadi presiden yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
"Pak Anies bisa jadi presiden yang manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia. Tentu juga NasDem selaku partai politik bisa menjadi partai yang besar dan bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.
Koordinator Majelis Quran Bin Nadhor Jumat Pon, Moch Eksan menjelaskan, peluncuran kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya membumikan NasDem menjadi kekuatan kultural masyarakat agar kebutuhan dasar spiritual mereka terpenuhi. Bagaimanapun, kata dia, NasDem mempunyai keinginan benar-benar membumi.
"Maka keberagamaan itu harus tersentuh. Salah satunya melalui agenda Khotmil Quran Bin Nadhor yang diselenggarakan tiap Jumat Pon dan ini akan berlangsung terus. Mudah-mudahan ini menjadi bagian dari kontribusi kultural NasDem terhadap bangsa dan negara ini," kata Moch Eksan.
DPW NasDem Jatim, kata Eksan, serius menggarap basis pemilih kultural. Bahkan, banyak jamaah Khotmil Quran Bin Nadhor merupakan barisan anggota Muslimat NU. Alasan dipilihnya Muslimat NU, kata dia, karena ibu-ibu sudah ada komunitas pengajian rutin, sehingga lebih memungkinkan.
"Kita hanya kanalisasi, fasilitasi biar mereka punya tempat untuk melakukan kegiatan Khotmil Quran Bin Nadhor," ujarnya.