Sabtu 13 May 2023 11:23 WIB

Pakar Ungkap Pola Serangan Siber Lockbit Ransomware: Ujungnya Minta Tebusan

Ada ancaman data akan dihapus atau disebarluaskan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Yusuf Assidiq
LockBit ransomware (ilustrasi). Pada Februari 2023, LockBit mengeklaim bertanggungjawab atas serangan siber terhadap BSI. pada Februari 2023 grup Lockbit Ransomware mengeklaim telah menyerang 129 korban
Foto: www.freepik.com
LockBit ransomware (ilustrasi). Pada Februari 2023, LockBit mengeklaim bertanggungjawab atas serangan siber terhadap BSI. pada Februari 2023 grup Lockbit Ransomware mengeklaim telah menyerang 129 korban

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak beberapa hari terakhir, nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) kesulitan mengakses berbagai layanan, termasuk mobile banking dan gerai ATM. Kini, muncul unggahan dari Lockbit Ransomware yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan siber terhadap BSI.

Jika klaim tersebut benar, BSI menjadi korban kesekian dari Lockbit Ransomware. Dikutip dari laman Beta News, Sabtu (13/5/2023), pada Februari 2023 grup Lockbit Ransomware mengklaim telah menyerang 129 korban, lebih dari dua kali lipat dari 50 korban yang dilaporkan pada Januari 2023.

Analis intelijen ancaman Guidepoint, Nic Finn, menyampaikan hal itu sebenarnya sudah diprediksi sebelumnya. Para analis menganggap selama Februari 2023 akan ada 'kebangkitan kembali' serangan ransomware, setelah pengurangan korban yang signifikan sekitar jangka waktu Desember 2022 dan Januari 2023.

"Sebuah jeda berlangsungnya serangan ini diikuti oleh peningkatan tajam (jumlah serangan) di pertengahan kuartal pertama 2023. Itu adalah pola yang sekarang telah berulang dua tahun berturut-turut, menurut data yang kami kumpulkan sebelumnya," kata dia.