Sabtu 13 May 2023 18:29 WIB

Ketulusan Memberi Makna Perbuatan (1)

Memiliki niat yang murni sangat penting.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Berbuat ikhlas agar umat Islam tidak menjadi umat penyembah berhala. (ilustrasi)
Foto: www.moslemsubang.wordpress.com
Berbuat ikhlas agar umat Islam tidak menjadi umat penyembah berhala. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Syekh Ahmad Ibn `Ataa'illah As-Sakandari dalam bukunya yang terkenal berjudul Al-Hikam (Kata-Kata Bijak) menyebut, “Tindakan seperti patung yang hanya hidup dengan semangat keikhlasan”.

Ketulusan seorang hamba kepada Allah SWT lebih mendasar daripada mengandalkan-Nya. Hal ini berkaitan dengan tingkat keimanan yang lebih dalam kepada-Nya, Yang Maha Tinggi.

Baca Juga

Dr. Jasser Auda dalam artikelnya di About Islam menyebut penting untuk menegaskan ketergantungan seorang umat pada Allah dan berharap pada Rahmat-Nya, sebelum membahas ketulusan. "Ini karena ketulusan murni kepada Allah begitu halus dan sulit dicapai, tanpa banyak berharap pada Rahmat Allah dan ketergantungan yang kuat kepada-Nya," ujar dia.

Ketulusan kepada Allah SWT sangat penting untuk perjalanan hidup manusia. Ibn `Ataa pernah berkata, "Tindakan seperti patung yang hanya hidup dengan semangat ketulusan. Jika ada perumpamaan antara perbuatan dan tubuh manusia, maka perbuatan tanpa keikhlasan adalah seperti tubuh tanpa jiwa; mayat.

Lantas, apa itu ketulusan?

Ikhlas berarti memiliki niat (Arab: niyyah, maqsid) jujur kepada Allah. Nabi Muhammad SAW mengatakan: Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju. (Al-Bukhari dan Muslim)

Hadits ini berbicara tentang contoh migrasi yang dilakukan Nabi, dari Makkah ke Madinah. Beberapa orang berhijrah hanya untuk berbisnis atau menikah, yang mana karena alasan itu mereka akan diberi imbalan karena niatnya.

Akan tetapi, para sahabat yang hijrahnya semata-mata karena Allah dan untuk mendukung Rasul-Nya, pahalanya sesuai dengan niatnya. Faktanya, Allah SWT telah memberi tahu secara khusus tentang pahala mereka dalam Alquran surat At-Taubah ayat 100.

Mengapa Niat Penting?

Memiliki niat yang murni sangat penting. Tanpa niat, ibadah hanya akan menjadi ajang pamer karena bertujuan untuk menyenangkan orang, bukan untuk menyenangkan Allah. Ibadah dengan niat untuk menyenangkan orang adalah tindakan musyrik dan munafik, Allah melarang.

Bahkan, Allah telah menggambarkan orang-orang munafik dalam beberapa ayat Alquran. Dalam An-Nisa' ayat 142 disebutkan, "Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia."

Karena itu, setiap tindakan harus dilakukan dengan niat murni untuk menyenangkan Allah SWT. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement