Ahad 14 May 2023 00:35 WIB

Erdogan Adakan Kampanye pada Jam-Jam Akhir

Erdogan menepis spekulasi bahwa dia tidak akan menyerahkan kekuasaan jika kalah.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Pendukung calon presiden Aliansi Rakyat Recep Tayyip Erdogan, menghadiri rapat umum kampanye pemilu di Istanbul, Turki, Jumat, 12 Mei 2023.
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Pendukung calon presiden Aliansi Rakyat Recep Tayyip Erdogan, menghadiri rapat umum kampanye pemilu di Istanbul, Turki, Jumat, 12 Mei 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Politisi Turki mengadakan rapat umum terakhir pada jam-jam terakhir kampanye pada Sabtu (13/5/2023). Presiden Recep Tayyip Erdogan pun berbicara di rapat umum di Istanbul, kota terbesar di Turki.

Erdogan mengatakan, memandang pemilu sebagai perayaan demokrasi untuk masa depan Turki. Dia menayangkan video untuk menyangkal setiap tuduhan melemahkan lawannya karena dianggap tidak mampu memimpin Turki.

Baca Juga

Erdogan menepis spekulasi bahwa dia tidak akan menyerahkan kekuasaan jika kalah. Dia menyebut pernyataan itu sangat konyol. Dalam sebuah wawancara dengan selusin penyiar Turki, Erdogan mengatakan, dia berkuasa melalui demokrasi dan akan bertindak sejalan dengan proses demokrasi.

“Jika bangsa kita memutuskan untuk membuat keputusan yang berbeda, kita akan melakukan apa yang diminta oleh demokrasi dan tidak ada lagi yang harus dilakukan,” kata Erdogan.

Sedangkan penantang Erdogan Kemal Kilicdaroglu dari Partai Republican People’s Party mengadakan rapat umum terakhirnya di ibu kota, Ankara, di bawah hujan lebat pada Jumat (12/5/2023). Partai kiri-moderat yang pro-sekuler ini merupakan kandidat gabungan dari enam partai oposisi.

Sedangkan Kilicdaroglu meminta puluhan ribu orang yang berkumpul untuk mendengarkan pidato terakhirnya untuk memberikan suara dalam upaya mengubah takdir Turki. Dia mengatakan, siap membawa demokrasi ke Turki.

Kritik besar dilayangkan terhadap Erdogan yang menindak perbedaan pendapat dalam beberapa tahun terakhir. “Kami akan menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa negara kita yang indah adalah negara yang dapat membawa demokrasi melalui cara-cara demokratis,” katanya.

Meskipun Kilicdaroglu dan partainya telah kalah dalam semua pemilihan presiden dan parlemen sejak memimpin partai tahun 2010, jajak pendapat menunjukkan dia memiliki sedikit keunggulan atas Erdogan. Partisipasi pemilih di Turki secara tradisional kuat, menunjukkan kepercayaan yang berkelanjutan pada jenis partisipasi sipil di negara dengan kebebasan berekspresi dan berkumpul telah ditekan.

Jika tidak ada calon presiden yang memperoleh lebih dari 50 persen suara, pemilihan putaran kedua akan diadakan pada 28 Mei. Dewan Pemilihan Tertinggi Turki mengatakan, telah memutuskan bahwa suara yang diberikan untuk kandidat lain, Muharrem Ince, yang menarik diri dari pencalonan minggu ini akan dianggap sah dan pengunduran dirinya tidak akan dipertimbangkan sampai kemungkinan putaran kedua. 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement