REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-BMW Group telah menetapkan target ambisius untuk pengiriman global kendaraan listrik baterai (BEV) selama beberapa tahun ke depan. Perusahaan menargetkan BEV sebanyak 15 persen dari total pengirimannya pada akhir tahun.
Sejauh ini, BMW Group memiliki lebih dari 600 ribu kendaraan listrik baterai di jalan. CEO BMW Oliver Zipse mengatakan bahwa peningkatan e-mobilitas telah menjadi prioritas BMW Group, karena berusaha untuk memenuhi permintaan transportasi berkelanjutan yang terus meningkat.
Ke depan, menurut bos BMW itu, perusahaan menargetkan setidaknya satu dari lima kendaraan barunya menjadi BEV pada 2024, satu dari empat pada 2025, dan satu dari tiga pada 2026.
Pada 2030, lebih dari separuh penjualan kendaraan global BMW Group akan sepenuhnya listrik. Perusahaan juga siap untuk memenuhi permintaan 100 persen e-mobilitas di masing-masing pasar atau wilayah, jika diperlukan. Di Eropa, misalnya, BMW Group memperkirakan akan melampaui 50 persen penjualan BEV bahkan lebih cepat dari tahun 2030.
Rolls-Royce Spectre dirilis pada waktu yang tepat,” kata Zipse. “Kami belum pernah melakukan pre-order sebanyak ini untuk model Rolls-Royce baru.” Zipse juga menggoda produk masa depan, seperti BMW i5 mendatang, iX2 dan seluruh keluarga kendaraan listrik MINI. Saat ini, BMW memiliki EV berikut di jalan i3 (China), i4, i7, iX1, iX3, iX, dan MINI Cooper SE.
BMW Group telah mengumumkan rencana untuk memulai produksi kendaraan listrik (EV) di tiga pabriknya selama beberapa tahun ke depan. Produksi akan dimulai pada 2025 di Plant Debrecen, diikuti oleh pabrik utama di Munich pada 2026, dan terakhir di Plant San Luis Potosí pada 2027. Untuk memulai produksi EV-nya, BMW Group berencana merilis setidaknya enam model ke pasar dalam dua tahun pertama produksi. Pembuat mobil fokus pada segmen volume tinggi sejak awal, dengan Sports Activity Vehicle dan sedan di segmen Seri 3.