REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia membantah tuduhan pemimpin oposisi Turki bahwa Moskow ikut campur dalam pemilihan presiden negara itu. Penantang utama Presiden Recep Tayyip Erdogan, Kemal Kilicdaroglu, pada Jumat (12/5/2023) mengatakan, partainya memiliki bukti nyata bahwa Rusia merilis konten hoaks di media sosial menjelang pemungutan suara.
"Kami dengan tegas tidak menerima tuduhan campur tangan dalam pemilu Turki. Kami sangat kecewa dengan pernyataan oposisi di Turki ini," ujar juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada Sabtu (13/5/2023).
Peskov mengatakan, Kilicdaroglu tidak dapat memberikan bukti dugaan campur tangan Rusia dalam Pemilu Turki. Sebelumnya Rusia telah dituduh ikut campur dalam pemilihan asing, termasuk dalam pemilihan Amerika Serikat. Namun tuduhan itu dibantahnya.
Di bawah Erdogan, Turki telah melakukan tindakan penyeimbang diplomatik sejak Rusia menginvasi Ukraina. Ankara menentang sanksi Barat terhadap Rusia dan memiliki hubungan dekat dengan Moskow dan Kiev, yang merupakan negara tetangganya di Laut Hitam. Turki juga telah mengirim drone bersenjata untuk membantu Ukraina.