Senin 15 May 2023 06:20 WIB

Jaringan Perpipaan Air Bersih Banyuwangi Jangkau Pelosok Desa

Selain pipanisasi, di sejumlah wilayah juga dibangun tandon.

Pembangunan jaringan pipa untuk mengalirkan air bersih (ilustrasi)
Foto: IRWANSYAH PUTRA/ANTARA
Pembangunan jaringan pipa untuk mengalirkan air bersih (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terus berupaya menggencarkan langkah-langkah pencegahan dan penurunan angka stunting. Salah satunya dengan membangun infrastruktur perpipaan guna memastikan ketersediaan air bersih hingga pelosok desa.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan penyebab stunting bukan hanya satu faktor melainkan multifaktor. Antara lain praktik pengasuhan yang kurang baik, kurangnya akses ke bahan pangan bergizi, keterbatasan layanan kesehatan, dan kurangnya akses air bersih dan sanitasi.

"Setelah tahun lalu kami fokus membangun sumur bor di sejumlah wilayah rawan air, tahun ini dilanjutkan dengan program pembangunan jaringan perpipaan untuk mendukung distribusi air bersihnya. Dengan harapan, masyarakat bisa semakin mudah mengakses air bersih sebagai upaya mendukung penurunan stunting," ujarnya.

Riset Kementerian Kesehatan menyebutkan air bersih dan sanitasi mempunyai kontribusi 60 persen dalam upaya penurunan angka stunting pada anak.

Atas dasar tersebut, ia selain menggenjot penanganan dari sisi perbaikan gizi pada ibu hamil dan balita, juga menggencarkan berbagai program untuk mempermudah akses air bersih bagi masyarakat.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Banyuwangi Guntur Priambodo mengemukakan program pembangunan jaringan perpipaan upaya pengembangan infrastruktur air bersih yang telah rutin dilakukan daerah setempat.

"Pada dasarnya ketersediaan infrastruktur air bersih di berbagai wilayah sudah tercukupi. Kalaupun tahun ini kami lakukan lagi, ini sebagai upaya pengembangan untuk menambah maupun pemeliharaan infrastruktur yang sudah eksisting," kata dia.

Ia menyebutkan tahun ini total 71 titik pembangunan infrastruktur perpipaan yang tersebar di berbagai wilayah se-Banyuwangi, khususnya di wilayah rawan air dan daerah yang terdeteksi angka stunting tinggi.

Di antaranya Desa Sidowangi (Kecamatan Wongsorejo), Desa Gumuk (Kecamatan Licin), Desa Kebonrejo (Kecamatan Kalibaru), dan Desa Bumiharjo (Kecamatan Glenmore).

"Pembangunan ini sesuai pengajuan dari masyarakat, menyesuaikan kebutuhan mereka. Selain pipanisasi, di sejumlah wilayah juga dibangun tandon, ada juga sumur bor baru untuk mendukung akses air bersihnya," ujarnya.

Dijelaskan program pengembangan infrastruktur air bersih tak sekadar pembangunan jaringan perpipaan baru. Melainkan juga pemeliharaan terhadap jaringan perpipaan yang sudah rusak atau aus.

"Jaringan yang telah terbangun ini nantinya dihibahkan kepada Perusahaan Umum Daerah Air Minum atau HIPPAM (Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum) untuk pemeliharaannya," jelasnya.

Pemkab Banyuwangi menggencarkan berbagai program pencegahan dan penanganan stunting. Tahun ini, pemkab mengalokasikan anggaran Rp 7 miliar khusus untuk intervensi gizi ibu hamil dan bayi di bawah dua tahun (baduta) yang berisiko stunting.

Anggaran tersebut dialokasikan ke 25 kecamatan secara proporsional untuk pemberian makanan bernutrisi tinggi kepada ibu hamil dan bayi baduta dengan melibatkan warung maupun pedagang sayur keliling.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement