REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Selama lebih dari satu dekade, pemimpin oposisi Kemal Kilicdaroglu berjuang di bawah bayang-bayang pesaingnya, Recep Tayyip Erdogan. Mantan birokrat itu merupakan antitesis dari gaya bombastis Erdogan.
Pada Maret lalu, Kilicdaroglu mencalonkan diri sebagai kandidat untuk aliansi oposisi kuat enam partai, yang kemudian didukung oleh partai-partai di luar koalisi Table of Six. Kilicdaroglu unggul dalam jajak pendapat melawan Erdogan. Kilicdaroglu yang berusia 74 tahun itu telah memusatkan kampanye pada janji untuk mengembalikan Turki ke demokrasi parlementer. Langkah ini akan mengakhiri sistem presidensial yang diperkenalkan oleh Erdogan.
“Kemenangan Kemal Bey (Kilicdaroglu) akan berarti kemenangan demokrasi di Turki lagi,” kata Murat Emir, seorang anggota parlemen dari Partai Cumhuriyet Halk (Partai Rakyat Republik, CHP).
Dia menyebut, rezim Erdogan sebagai rezim otoriter yang akan kalah dan kekuatan mendukung demokrasi akan menang. "(Ini) akan menciptakan harapan di semua negara," tambah Emir.