Senin 15 May 2023 14:28 WIB

Presiden Dukung Sensus Pertanian 2023 Antisipasi Krisis Pangan Akibat Cuaca Ekstrem

Krisis pengan besar berpotensi terjadi akibat cuaca ekstrem dan perang di Eropa.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbicara saat acara Sensus Pertanian 2023, Senin (15/5/2023).
Foto: Dok. Kementan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbicara saat acara Sensus Pertanian 2023, Senin (15/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pentingnya sektor pertanian bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pertanian bahkan disebut Presiden memiliki peran yang sangat strategis karena berhasil menyumbang 11,8 persen terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

"Data yang ada di saya (pertanian) menyumbang 11,8 persen terhadap total PDB kita. Besar sekali. Apalagi kita tahu sektor ini memiliki peran yang sangat strategis. Sektor ini memegang peran yang sangat penting ke depanya dan ini juga menyediakan lapangan kerja 40 juta orang. Sektor ini sudah 29 persen dari total angkatan kerja yang ada," ujar Jokowi, saat membuka Sensus Pertanian 2023, Senin (15/5/2023).

Baca Juga

Meski demikian, Presiden mengingatkan adanya kemungkinan krisis pangan besar yang diakibatkan cuaca ektrem dan perang di eropa yang terus bergejolak. Ancamannya adalah 345 juta orang di dunia terancam kekurangan pangan dan kelaparan.

"Hati-hati di sektor ini sekarang sangat rawan dan kita tahu krisis pangan dimana mana. Jadi sekali lagi saya mendukung sensus pertanian tahun 2023 ini dan saya minta seluruh pelaku kepentingan di sektor pertanian mensukseskan sensus ini," katanya.

Terkahir, Presiden ingin pelaksanaan sensus ini digelar 5 tahun sekali untuk menghasilkan sebuah data yang akurat dan berkualitas. Baginya, data adalah modal bagi sebuah keputusan dan kebijakan.

"Menurut saya juga kelamaan udah berjalan berubah 10 tahun. mestinya ini setiap 5 tahun. Kan biayanya juga tidak banyak mungkin sekitar Rp 3 triliunan," katanya.

photo
Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), dalam acara Sensus Pertanian 2023, Senin (15/5/2023). - (Dok. Kementan)

Diketahui, sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan, pembangunan dan perekonomian indonesia, di mana saat Covid 19 dan ekonomi indonesia terkontraksi -2,07 persen, pertanian tetap tumbuh positif di angka 1,77 persen dan tahun 2021 tumbuh 1,87 persen. Kemudian pada tahun 2022 tumbuh 2,25 persen dan memberikan kontribusi pada perekonomian nasional sebesar 12,40 persen. Disisi lain, sektor pertanian juga mampu menyerap 40,69 juta orang atau 29,36 persen tenaga kerja pada Februari 2023.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono mengungkapkan bahwa selama ini data sektor pertanian terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Karena itu, kata Margo, hasil sensus pertanian 2023 diharapkan dapat menjadi landasan yang valid dalam perumusan kebijakan di bidang pertanian.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menegaskan bahwa pentingnya pelaksanan sensus ini untuk sebuah kebijakan yang tepat sasaran. Salah satunya mengenai pupuk subsidi yang harus tersedia sebanyak 24 juta ton.

"Tapi kemampuan uang negara Hanya 8 juta ton dan memang kita ini memiliki keterbatasan. Karena itu kita perlu mendorong masyarakat untuk by name by adress. Sekarang itu insya allah kita sudah menggunakan geometrik. Oleh karena itu dari pusat menyalurkan ke provinsi, provinsi ke kabupaten dan kabupaten ke petani. Semua bisa kita awasi dengan baik. Dan perlu diketahui, pupuk itu tidak hanya bersoal di indonesia saja, tapi juga seluruh dunia. Nah selama ini kita terlalu manja dengan Pupuk kimia. Kenapa kita tida buat pupuk organik," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement