REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Di bawah ketua umum PSSI Erick Thohir, mentalitas pemain nasional benar-benar mendapat perhatian. Kunci kemenangan 3-2 lawan Vietnam di babak semifinal SEA Games adalah mental yang tangguh yang ditunjukkan pemain sepanjang laga.
Walau bermain dengan sepuluh pemain sejak awal-awal babak kedua, Marselino Ferdinan dkk tidak gentar. Hingga akhirnya di masa tambahan waktu dapat mencetak gol untuk memastikan tiket final.
Tenaga psikologi disertakan dalam tim, kehadiran psikolog mampu meningkatkan mental para pemain yang memang di usia seperti mereka masih labil.
Menjelang babak final demi menjaga mental pemain, manajer Timnas U-22, Sudarmaji kepada media, Senin (15/5/2023) menerapkan aturan pembatasan penggunaan media sosial bagi pemain
"Jelang final besok mulai dari kemarin kita betul-betul sudah sterilkan anak-anak untuk tidak bermain medsos berlebihan. Kita juga tekankan tidak ada namanya waktu di buang sia-sia. Jadi betul-betul waktu yang ada itu," ucapnya.
"Saya minta kepada Allah semuanya, dan awasi betul untuk betul fokus betul-betul fokus menghadapi final besok," ungkapnya.
"Saya sudah sampaikan dan tekanan kepada anak-anak bahwa evaluasi yang dulu-dulu kita selalu ada problem ketika final salah satu penyebabnya adalah euforia. Nah sekarang ini sudah tidak ada eforia dan betul-betul fokus main," lanjutnya.
"Berikan kesempatan anak untuk bersenda gurau, bercanda sama temen-temennya dipandu sama tim psikolog untuk main kartu sampai dengan Jam 9 malam itu guyon-guyon jadi betul-betul dibuat happy".