Senin 15 May 2023 18:45 WIB

Kondisi Ka'bah Sebelum Kedatangan Islam

Ka'bah dari dulu merupakan tempat yang sakral.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Umat Islam berebut menyentuh Kabah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Ahad (30/4/2023). Menyentuh Kabah menjadi idaman umat islam, namun diperlukan usaha yag cukup keras untuk dapat menyentuhnya karena hampir setiap harinya pusat kiblat umat Islam itu dipenuhi jemaah dari penjuru dunia. Jemaah pun harus rela berdesak-desakan untuk dapat menggapainya. Selain memegang ka
Foto: REPUBLIKA
Umat Islam berebut menyentuh Kabah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Ahad (30/4/2023). Menyentuh Kabah menjadi idaman umat islam, namun diperlukan usaha yag cukup keras untuk dapat menyentuhnya karena hampir setiap harinya pusat kiblat umat Islam itu dipenuhi jemaah dari penjuru dunia. Jemaah pun harus rela berdesak-desakan untuk dapat menggapainya. Selain memegang ka

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Sebelum Islam datang, Ka'bah sudah menjadi tempat yang sakral. Bagian dari Ka'bah posisinya tidak boleh diotak-atik untuk diubah apa pun alasannya dan jika hal itu dilakukan akan berdampak negatif pada orang yang melakukannya.

"Sepanjang zaman jahiliyah keadaan mereka diliputi oleh pelbagai macam legenda yang mengancam, barang siapa yang berani mengadakan sesuatu perubahan," tulis Husen Haekal dalam bukunya Sejarah Muhammad.

Baca Juga

Dengan demikian, perbuatan itu (mengubah) Ka'bah dianggap tidak umum. Akan tetapi, sesudah mengalami bencana banjir tindakan demikian itu adalah suatu keharusan, walaupun masih serba-takut-takut dan ragu-ragu.

Husen Haekal mengatakan, suatu peristiwa kebetulan telah terjadi sebuah kapal milik seorang pedagang Rumawi bernama Baqum yang datang dari Mesir terhempas di laut dan pecah.  Sebenarnya Baqum ini seorang ahli bangunan yang mengetahui juga soal-soal perdagangan.