KAKI BUKIT – Republik Turkiye d/h Turki baru saja selesaa melaksanakan Pemilihan Umum (Pemilu) pada 14 Mei 2023. Pemilu kali ini adalah kompetisi pemilihan presiden (pilpres) dan anggota legislatif. Pemilu ini diikuti tiga calon presiden, 30 partai politik dan 151 calon anggota parlemen independen.
Ada lebih dari 64,1 juta warga Turkiye terdaftar yang memberi hak suaranya, serta lebih dari 1,76 juta warga Turkiye di luar negeri yang telah memberikan suaranya. Dari jumlah itu ada sekitar 4,9 juta pemilih pemula yang baru mengikuti kontes demokrasi pada pemilu 2023.
Pada pemilu kali ini rakyat Turkiye akan memilih tiga calon presiden yaitu Presiden Recep Tayyip Erdogan (calon pejawat/petahana) yang kembali mencalonkan diri, calon presiden dari oposisi Kemal Kilicdaroglu, dan Sinan Ogan. Satu calon lainnya, Muharrem Ince mengundurkan diri menjelang hari H pemilu.
Setelah pemungutan suara ditutup pada pukul 17.00 waktu setempat, media resmi pemerintah Turki, TRT World melaporkan hasil penghitungan sementara Pemilihan Presiden (Pilpres) Turki 2023.
TRT World yang mengutip data Anadolu Agency pada Senin (15/5/2023) pagi WIB, melaporkan, calon presiden (capres) Recey Tayyip Erdogan unggul jauh atas capres oposisi Kemal Kilicdaroglu dengan masing-masing meraih 49,47 persen dan 44,82 persen. Capres Sinan Ogan mampu mengumpulkan 5,27 persen suara dan Muharrem Ince capres yang mundur mendapatkan 0,44 persen.
Untuk pemilihan anggota parlemen, partai koalisi Erdogan yang dipimpin AKP melawan oposisi CHP juga meraih kemenangan 49,51 persen dan 35,06 persen.
Kemudian Kepala Biro Turki Middle East Eye, Ragıp Soylu, melaporkan hasil sementara versi Anka yang terafiliasi dengan kelompok oposisi menempatkan Erdogan unggul atas Kemal Kilicdaroglu masing-masing 49,25 persen dan 45,04 persen dengan 99,25 persen penghitungan kotak suara.
Sebelumnya banyak lembaga survei di Turkiye mempublikasikan hasil surveinya bahwa calon pejawat atau incumbent Erdogan kalah unggul dibanding pesaingnya dari calon oposisi Kemal Kilicdaroglu.
Namun hasil penghitungan sementara mematahkan semua hasil survei yang dihelat menjelang Pilpres Turki 2023. Jika diantara para calon presiden tidak ada yang meraih kemenangan 50 persen, maka akan berlangsung pemilihan Presiden Turkiye putaran kedua.
Republika.co.id merangkum beberapa hasil survei yang diadakan beberapa hari menjelang Pilpres Turki 2023.
PanoramaTR :
• Kilicdaroglu: 47,9 persen
• Erdogan: 46,6 persen
• Ogan: 5,6 persen
Survei diadakan dengan 2,738 sampel pada 8-11 Mei 2023 dengan 2,4 persen margin of error.
GEHSC/Globe Elections :
• Kilicdaroglu: 48,2 persen
• Erdogan: 48,2 persen
• Ogan: 3,4 persen
ORC :
• Kilicdaroglu: 51,7 persen
• Erdogan: 44,2 persen
• Ogan: 2,8 persen
• Ince: 1,3 persen (mundur)
600vekil :
• Kilicdaroglu: 49,3 persen
• Erdogan: 47 persen
• Ogan: 3,7 persen
Politico :
Putaran pertama
• Kilicdaroglu: 49 persen
• Erdogan: 45 persen
• Ince: 2 persen
• Ogan: 2 persen
Putaran kedua
• Kilicdaroglu: 50 persen
• Erdogan: 50 persen
Hasil sementara pemilihan presiden Turkiye 2023 ternyata berbeda terbalik dengan hasil dari lembaga survei. Sampai di sini, kita bisa mengerti dan tahu bahwa tidak selamanya hasil survei linier dengan hasil pemilihan sebenarnya. Biarlah lembaga survei berwacana dengan hasil risetnya, rakyat sebagai pemilih punya independensi untuk memilih “jagoannya” tindak tunduk pada hasil survei sebagai wujud melek politik.
Siapa Erdogan?
Bukan hasil survei yang ingin ditulis dalam artikel ini. Melainkan mencari jawaban siapa Recep Tayyip Erdogan yang di Indonesia kerap disebut Erdogan calon presiden pejawat atau incumbent?
Recep Tayyib Erdogan buah hati yang lahir dari pasangan Ahmet Erdogan dan Tanzile Erdogan di Istanbul tanggal 26 Februari 1954. Ayahnya adalah seorang pelaut yang bertugas sebagai penjaga pantai di Angkatan Laut. Erdogan dibesarkan di Rize pesisir Laut Hitam.
Erdogan saat kecil terbiasa untuk berjuang seperti berdagang lemon, rempah-rempah, roti dan air minum di jalanan sehingga akrab dengan sangat kenal dengan rakyat kecil.
Pada usia 13 tahun Erdogan kembali ke Istanbul dan menjalani pendidikan di SD Kasimpasa Piyale pada 1965, SMK Islam Istanbul Imam Hatip pada 1973, dan mendapat gelar diploma Fakultas Ekonomi dan Ilmu Administrasi di Universitas Marmara tahun 1981.
Beranjak remaja, Erdogan ikut berpartisipasi pada Mili Salamet Partisi (Hizh Salamah Al-Wathani) yang dipimpin oleh Nechmettin Erbakan, yaitu Bapak Partai Konservatif yang menjadi Perdana Menteri Turki Islami yang pertama.
Pada usia 16 tahun Erdogan juga seorang pemain sepak bola dan sempat menjadi pemain sepakbola semi professional. Walau ayahnya tidak setuju Erdogan menjadi pemain sepak bola, Erdogan bermain sepak bola dan bergabung dengan klub amatir dengan tetap sekolah menyambi bermain sepak bola. Di klub Camialtı permainnya berkembang dengan cukup baik dengan yang tinggi 185 cm saat berusia sekolah menengah atas itu disebutkan menarik perhatian klub sepak bola lainnya.
Kemudian Erdogan bergabung dengan klub sepak bola semi-profesional İETT Spor klub sepak bola milik badan usaha bidang transportasi Pemerintah Provinsi Istanbul. Erdogan bermain pada beberapa posisi, sebagai penyerang, gelandang, dan pemain belakang. Selama tujuh tahun bergabung İETT Erdogan menikmati manisnya lima kali klubnya meraih gelar juara.
Tahun 1980 Erdogan memutuskan berhenti bermain sepak bola gara-gara cekcok dengan manajemen baru İETT. Saat bersamaan Erdogan makin sibuk dengan aktivitas politiknya. Sejak 1970-an Erdogan sudah ikut MTTB, sayap pemuda Partai Keselamatan Nasional (MSP) pimpinan Necmettin Erbakan. Tahun 1975 sampai tahun 1980 Erdogan menjadi Ketua Bidang Kepemudaan partai tersebut. (maspril aries)