REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Petugas bea cukai di Jeddah Islamic Port menggagalkan upaya penyelundupan 1.395.930 pil Captagon ke wilayah Kerajaan. Sebanyak 1,3 juta pil tersebut disembunyikan dalam kiriman panel kayu.
Otoritas Zakat, Pajak dan Bea Cukai (ZATCA), dilansir Saudi Gazette, Senin (15/5/2023), mengumumkan telah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Pengendalian Narkotika untuk menangkap orang yang seharusnya menerima kiriman tersebut.
Pihak berwenang menekankan akan terus memperketat kontrol pabean atas impor dan ekspor Kerajaan untuk memastikan keamanan dan perlindungan masyarakat dari kegiatan kriminal, bekerja sama dan berkoordinasi terus-menerus dengan Direktorat Jenderal Pengendalian Narkotika.
ZATCA mendesak semua warga negara untuk berkontribusi memerangi penyelundupan, dan untuk membantu melindungi masyarakat dan ekonomi nasional dengan menghubungi nomor yang ditunjuk untuk laporan keamanan, 1910, melalui email: [email protected], atau melalui internasional nomor 00966114208417.
ZATCA sebelumnya menerima laporan terkait penyelundupan dan pelanggaran ketentuan sistem bea cukai terpadu dalam kerahasiaan penuh, dan hadiah uang diberikan kepada orang yang memberi tahu jika informasi tersebut ternyata benar.
Captagon merupakan salah satu jenis dari fenisilin yang cukup terkenal di negara Arab. Captagon pertama kali diproduksi pada 1960-an. Salah satu kegunaan obat ini adalah sebagai antidepresi.
Obat tersebut kemudian dilarang di banyak negara pada 1980-an karena dianggap terlalu adiktif atau menimbulkan kecanduan. Obat itu terbilang mudah untuk diproduksi. Menurut psikiatris Lebanon Ramzi Haddad, Captagon memberikan efek stimulan. Semacam memproduksi euforia.
Pada 2013 silam, lebih dari 12 juta pil captagon disita oleh otoritas Lebanon. Pil itu disembunyikan di truk dari Suriah menuju pelabuhan Lebanon. Dari pelabuhan itu, pil dikapalkan ke Negara Teluk.