REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT PGN Tbk, melalui anak usaha PT Gagas Energi Indonesia, menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE untuk implementasi konversi bahan bakar gas (BBG) pada kendaraan milik JNE.
Direktur Utama PT Gagas Energi Muhammad Hardiansyah dalam keterangannya di Jakarta, Senin (15/5/2023), mengatakan, dengan biaya investasi konversi yang cukup terjangkau sekitar Rp 20 juta-Rp 25 juta, JNE akan mendapatkan manfaat jangka panjang dengan efisiensi energi. Terlebih di tengah ketidakpastian harga energi dunia saat ini.
"Penggunaan BBG pada kendaraan logistik ikut berkontribusi dalam pemanfaatan energi alternatif yang lebih murah dan ramah lingkungan," kata dia.
Hardiansyah melanjutkan, untuk mendapatkan hasil dan efisiensi yang maksimal, program konversi BBM ke BBG akan lebih tepat dirasakan khususnya pada sektor logistik dengan volume penggunaan bahan bakar yang lebih besar. Sama halnya dengan pemerintah, PGN Group memiliki harapan bahwa biaya energi yang lebih kompetitif dapat menurunkan biaya logistik nasional.
Saat ini, harga BBG Rp 4.500/liter setara Premium (LSP). Dengan begitu, dapat menjadi pilihan yang tepat untuk efisiensi dari harga bahan bakar minimal 55 persen.
Direktur Utama JNE M Feriadi mengatakan, saat ini persaingan begitu luar biasa. Jika ingin bertahan terdapat dua hal yang perlu dilakukan. Pertama, terus berinovasi dan kedua melakukan efisiensi.
Salah satu ikhtiar yang JNE lakukan adalah melakukan inovasi yang dapat mendorong efisiensi. "Ini juga sebagai langkah untuk mendukung program pemerintah untuk dapat melakukan konversi BBM ke BBG," ujar Feriadi.