Selasa 16 May 2023 22:14 WIB

CDC Sebut Alasan Sifilis Meningkat di Amerika karena Covid-19 Hingga 'Tinder'

Infeksi sifilis sering kali tanpa gejala.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Data CDC menunjukkan pada 2020, terdapat 134 ribu kasus sifilis yang dilaporkan di AS (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Data CDC menunjukkan pada 2020, terdapat 134 ribu kasus sifilis yang dilaporkan di AS (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat infeksi menular seksual (IMS) sifilis meningkat secara signifikan dalam dua dekade sejak awal tahun 2000-an. Menurut sebuah laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada April lalu, sifilis meningkat sekitar 30 persen antara 2020 hingga 2021 saja.

Data CDC menunjukkan pada 2020, terdapat 134 ribu kasus sifilis yang dilaporkan di AS, yang meningkat menjadi 176 ribu kasus pada 2021. Ini merupakan lompatan besar dari angka sifilis yang tercatat pada awal tahun 2000-an, di mana hanya sekitar 30 ribu kasus.

Baca Juga

Sifilis adalah infeksi yang biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui hubungan seks vaginal, anal, atau oral. "Infeksi sifilis sering kali tanpa gejala dan juga gejalanya mirip banyak kondisi umum lainnya. Tanpa pengobatan, orang dapat menyebarkannya ke orang lain," kata rekan peneliti senior di Cambridge Public Health di University of Cambridge, Sarah Steele dilansir Newsweek, Selasa (16/5/2023).

Gejala sifilis mungkin tidak langsung terlihat oleh banyak orang. Bagi pasien, gejalanya bisa hilang untuk sementara waktu, atau meniru penyakit umum lainnya, yang menyebabkan kesalahan diagnosis atau penundaan pengobatan.