REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Sebuah kapal penangkap ikan China terbalik di Samudra Hindia Tengah. Seluruh awaknya yang terdiri atas 17 warga Cina, 17 warga Indonesia, dan lima warga Filipina dinyatakan hilang.
China Central Television (CCTV) melaporkan, kapal yang terbalik tersebut bernama Lu Peng Yuan Yu. Kapal yang dimiliki oleh Penglai Jinglu Fishery Co itu terbalik pada Selasa (16/5/2023), sekitar pukul 03.00 pagi waktu Beijing.
“Sejauh ini, tidak ada orang hilang yang ditemukan,” kata CCTV dalam laporannya pada Rabu (17/5/2023).
CCTV menyebut, Presiden China Xi Jinping telah memerintahkan operasi pencarian dan penyelamatan. Menurut CCTV, tim pencarian dan penyelamatan dari sekitar lokasi terbaliknya kapal telah tiba di lokasi kejadian. China mengerahkan dua kapal untuk membantu operasi tersebut.
CCTV mengatakan, Kementerian Luar Negeri China telah meluncurkan “mekanisme darurat untuk perlindungan konsuler”. Mereka melibatkan kedutaan serta konsulat di Australia, Sri Lanka, Maladewa, Indonesia, Filipina, dan negara lain.
Bulan lalu, sebuah kapal keruk China juga terbalik di perairan Filipina. Dua awaknya tewas dalam kejadian tersebut. Selama dua dekade terakhir, Cina telah membangun armada penangkapan ikan laut dalam terbesar di dunia. Namun, karena persediaan di dalam negeri semakin menipis, para nelayan China telah berlayar lebih jauh. Hal itu membuat mereka menghadapi semakin banyaknya perselisihan dan kecelakaan maritim.
Pada 2019, Filipina menuduh kapal China menabrak perahu Filipina di Laut China Selatan yang dipersengketakan. Kejadian itu menyebabkan perahu Filipina tenggelam dan menempatkan nyawa belasan awaknya dalam bahaya.