REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sholat dhuha merupakan sholat yang hukumnya sunnah dan dikerjakan di waktu pagi. Waktu pagi ini ketika matahari sedang naik setinggi tombak atau naik sepenggalah.
Waktu sholat dhuha dimulai dari sekitar jam tujuh pagi sampai menjelang waktu sholat zhuhur. Di dalam sholat dhuha ada sejumlah manfaat yang dapat dirasakan oleh orang yang melaksanakannya.
Sholat dhuha diumpamakan dengan sedekah seorang Muslim untuk persendian tubuhnya. Seperti dilansir Elbalad, di dalam tubuh manusia ada 360 persendian dan setiap persendian memerlukan sedekah sebagai wujud syukur kepada Allah SWT.
Karenanya, cukap dengan sholat dhuha, maka berarti seorang Muslim telah bersedekah untuk setiap persendian tubuhnya.
Dalilnya ialah hadits yang diriwayatkan dari Abu Dzar. Rasulullah SAW bersabda:
"Setiap pagi wajib bagi setiap anak Adam untuk bersedekah atas setiap persendian yang ada di tubuhnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap ajakan kepada kebaikan adalah sedekah, melarang dari kemungkaran adalah sedekah. Semua itu tercukupi dengan dua rokaat (sholat) dhuha." (HR Muslim)
Dengan sholat dhuha, seorang Muslim akan mendapatkan kecukupan dari Allah SWT. Adapun manfaat kecukupan setelah melaksanakan sholat dhuha didasarkan pada hadits qudsi berikut ini:
Dari Abu Darda' dan Abu Dzar, dari Rasulullah SAW yang meriwayatkan langsung dari Allah SWT, "Wahai anak Adam, rukuklah untuk-Ku sebanyak empat rakaat di awal hari (pagi), maka Aku akan cukupkan kebutuhanmu di sisa harimu." (HR Tirmidzi)
Adapun doa setelah sholat dhuha, sebagaimana dijelaskan dalam Panduan Shalat Praktis dan Lengkap oleh Ust. Syaifurrahman El-Fati, adalah sebagai berikut:
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Latin:
"Allahumma innad dhuha-a dhuha-uka, wal baha-a baha-uka, wal jamala jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal 'ismata 'ismatuka. Allahumma in kana rizqi fis sama-i fa-anzilhu, wa in kana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kana mu’assaron fa yassirhu, wa in kana haroman fathohhirhu, wa in kana ba’idan faqorribhu, bihaqqi dhuha-ika, wa baha-ika, wa jamalika, wa quwwatika, wa qudrotika, aatini ma atayta 'ibadakas sholihin".
Artinya:
"Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, dan kekuasaan adalah kekuasaan-Mu serta penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, jika rizqiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah. Jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh."