REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka mendukung inisiatif strategis PT Semen Indonesia (Persero) sebagai holding company dalam implementasi ekonomi sirkular, PT Semen Padang menciptakan inovasi dalam pengelolaan sampah dengan meluncurkan program Nabuang Sarok. Sebuah program pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan tujuan mengedukasi tentang pengelolaan sampah yang baik.
Sejak diluncurkan pada Juli 2022, program Nabuang Sarok telah berhasil mengumpulkan sebanyak 61 ton sampah serta 505 liter minyak jelantah dari hasil pemilahan dan pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat dan disetorkan ke Semen Padang.
Untuk memotivasi masyarakat berpartisipasi aktif dalam program ini, Semen Padang menyediakan skema reward berupa poin dari pengumpulan sampah yang dapat ditukarkan dengan hadiah menarik.
Adapun jenis sampah yang dapat disetorkan meliputi sampah plastik, kayu, kertas, hingga minyak jelantah. Sampah-sampah tersebut nantinya akan diproses menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara di pabrik Semen Padang.
Kehadiran program Nabuang Sarok ini ternyata menarik Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan berkolaborasi dengan Semen Padang dalam mengatasi masalah sampah laut yang ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama.
Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia, Vita Mahreyni mengatakan, perseroan menerapkan prinsip ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah domestik untuk memberikan nilai tambah dan manfaat berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan, baik dari sisi lingkungan, sosial dan ekonomi. Program Nabuang Sarok yang diinisiasi oleh Semen Padang, diharapkan dapat mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang dimulai dari rumah, untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh sampah.
“Kerja sama antara Semen Padang dengan Ditjen Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan menunjukkan bahwa inovasi dalam pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Semen Padang melalui program Nabuang Sarok mendapat apresiasi dan pengakuan dari pemerintah karena terbukti memberikan banyak manfaat bagi lingkungan dan masyarakat,” ujarnya dalam keterangan tulis, Selasa (16/5/2023).
Sementara itu, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan, Victor Gustaaf Manoppo menambahkan, kerja sama dengan Semen Padang mulai dilakukan pada 2023 hingga 2026. Kini, masyarakat atau nelayan pesisir Kota Padang sudah bisa mulai mengumpulkan sampah di laut dan di pantai, kemudian mendapatkan nilai tambah dari sampah-sampah yang dikumpulkan tersebut.
“Program Nabuang Sarok Semen Padang sudah dirasakan manfaatnya dalam mengatasi persoalan sampah, khususnya sampah laut yang menjadi salah satu masalah Indonesia saat ini. Artinya, secara tidak langsung program Nabuang Sarok juga mendukung program Bulan Cinta Laut yang merupakan salah satu kebijakan Ekonomi Biru yang digagas KKP,” ucapnya.
Program Nabuang Sarok mendapat sambutan positif dari Kelompok Usaha Bersama Saiyo Sakto Kota Padang. Ketua KUB Saiyo Sakato, Abadi menambahkan, program Nabuang Sarok tidak hanya membantu dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat tetapi juga memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.
Menurut Abadi, KUB Saiyo Sakato secara rutin mengumpulkan sampah di Pantai Padang. Setiap bulannya, sekitar 500 kilogram sampah berhasil dikumpulkan. Kebanyakan sampah yang ditemukan berupa sampah plastik, batok kelapa, dan ranting pohon.
“Yang membuat saya tertarik, karena bank sampah kita Nabuang Sarok dihitung poin. Bisa ditukar dengan alat tangkap, atau peralatan rumah tangga. Jadi, selain lingkungan jadi bersih, juga ada tambahan penghasilan,” ucapnya.
Abadi menyebut penumpukan sampah sebagai akibat dari masih rendahnya kesadaran masyarakat tidak membuang sampah sembarangan, masih menjadi persoalan serius yang harus segera diatasi karena dapat menyebabkan dampak buruk khususnya di wilayah perairan.
Keberadaan sampah dapat mengganggu kehidupan biota laut, ekosistem pesisir, hingga kesehatan manusia, yang memicu masalah lingkungan, sosial dan ekonomi. Masyarakat Sumatera Barat dapat berkontribusi untuk membangun mengurangi sampah melalui program Nabuang Sarok dapat melakukan pendaftaran melalui situs https://nabuangsarok-sp.com/.
Sebagai perusahaan yang berwawasan lingkungan, Semen Indonesia memiliki inisiatif strategis untuk memitigasi masalah yang ditimbulkan dari sampah sehingga menjadi bernilai tambah melalui prinsip ekonomi sirkular. Misalnya dengan teknologi refuse-derived fuel yang memanfaatkan sampah sebagai energi alternatif terbarukan untuk mengurangi penggunaan batu bara.
Selain melalui program Nabuang Sarok yang dijalankan oleh Semen Padang, di Kabupaten Cilacap, anak perusahaan Semen Indonesia, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk juga telah memanfaatkan refuse-derived fuel dalam proses produksi semen, yang diperoleh dari pengolahan sekitar 160 ton sampah perkotaan menjadi 70 ton refuse-derived fuel sebagai bahan bakar alternatif substitusi batu bara.