REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Upaya memudahkan masyarakat dalam mengakses ambulans gratis di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, terus dilakukan. Terobosan baru dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat dengan strategi pengintegrasian Komunikasi Pelayanan Ambulans melalui digitalisasi dan call center (112).
Melalui terobosan ini, masyarakat yang membutuhkan layanan ambulans gratis tidak akan mengalami kesulitan ke mana harus menghubungi. Karena nomor telepon ambulan gratis telah terintegrasi dalam satu nomor, call center 112.
Kepala Dinkes Kabupaten Semarang, Dwi Syaiful Hidayat mengatakan, ada beberapa masalah yang kerap muncul pada saat masyarakat yang membutuhkan layanan ambulans gratis. Mereka masih kebingungan ke mana harus menghubungi.
Padahal layanan ambulans gratis sudah disiapkan oleh Pemkab Semarang di 19 kecamatan yang ada di daerahnya. Belum lagi layanan ambulans gratis yang disediakan oleh lembaga maupun instansi non pemerintahan dan pemerintah desa.
Sehingga jumlah armada ambulans di wilayah Kabupaten Semarang, total sudah ada sebanyak 125 unit, namun masing-masing layanan ambulans gratis memiliki nomor telepon sendiri-sendiri.
“Sehingga, kadang-kadang masyarakat mengalami kesulitan siapa yang harus dihubungi,” ungkapnya, saat menghadiri Apel Besar Ambulans 112, yang dilaksanakan di Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran, Kabupaten Semarang, Rabu (17/5/2023).
Ia juga menjelaskan selain pengintegrasian pada call center 112, juga dilakukan digitalisasi layanan ambulans gratis melalui satu aplikasi yang akan memudahkan dan mendekatkan layanan ambulans kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Karena aplikasi ini telah memetakan lokasi ambulans gratis di semua wilayah. Sehingga pada saat masyarakat membutuhkan layanan ambulans gratis akan dapat dilakukan lebih cepat,” lanjutnya.
Hal lain yang masih menjadi persoalan, papar dia, walaupun banyak unit ambulans gratis, namun dukungan tenaga medis di ambulans tersebut masih kurang.
Oleh karena itu, selain mewujudkan layanan ambulans gratis yang terintegrasi, Dinkes juga melatih para pengemudi maupun pendamping armada ambulans gratis, minimal dengan kemampuan layanan medis, minimal bantuan hidup dasar.
“Untuk itu, dalam program ini Dinkes menggandeng Universitas Ngudi Waluyo untuk memberikan pelatihan penanganan medis kepada para pengemudi maupun pendamping pengemuudi ambuulans tersebut,” tegas Syaiful.
Rektor Universitas Ngudi Waluyo, Prof Subyantoro menambahkan, dalam kerja sama dengan Dinkes ini, lembaga pendidikannya memberikan dukungan pelatihan kepada para relawan ambulans gratis pemerintah dan non pemerintah agar memiliki kemampuan basic life support atau bantuan hidup dasar.
Selain itu, juga membantu memudahkan koordinasi layanan ambulans gratis yang jumlahnya begitu banyak, tetapi belum terintegrasi dalam pelayanan. Kebetulan Universitas Ngudi Waluyo memiliki prodi Teknologi Informasi (TI), sehingga bisa membuat aplikasi untuk mensinergikan layanan ambulans gratis ini.
Nantinya masyarakat bisa tahu posisinya di mana dan di mana layanan ambulans terdekat. “Sehingga masyarakat yang membutuhakan layanan ambulans gratis dapat dilakukan dengan cepat,” ujar dia.