REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, melalui Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakkan) terus memantau kenaikan harga telur ayam ras di pasaran yang saat ini telah mencapai kisaran Rp 32 ribu-Rp 33 ribu per kilogram.
"Dalam beberapa waktu terakhir memang terjadi kenaikan harga telur ayam ras di pasaran, tidak hanya di Banyumas tetapi secara nasional," kata Kepala Disnakkan Kabupaten Banyumas Sulistiono di Purwokerto, Banyumas, Rabu (17/5/2023).
Ia mengakui kenaikan harga telur ayam ras di pasaran sudah melampaui harga psikologis yang ditetapkan pemerintah di kisaran Rp 29 ribu-Rp 30 ribu per kg. Menurut dia, kenaikan harga telur tersebut dipicu oleh lonjakan harga pakan seperti jagung, konsentrat, dan sebagainya.
"Kemarin harga telur ayam ras sempat jatuh, tapi sekarang BEP-nya (Break Even Point) sudah di atas Rp 21 ribu per kg karena harga pakannya naik, sehingga harga jual telurnya ikut naik," jelasnya.
Disinggung upaya antisipasi untuk menekan gejolak kenaikan harga telur ayam ras, dia mengatakan hal itu merupakan kewenangan pemerintah pusat, khususnya Kementerian Pertanian. Karena kenaikan harga pakan yang memicu kenaikan harga telur ayam ras bersifat nasional.
Menurut dia, beberapa upaya yang mungkin bisa dilakukan oleh pemerintah di antaranya memberikan subsidi terhadap pakan, melakukan impor jagung, dan sebagainya.
Kendati demikian, ia mengatakan berdasarkan pantauan Disnakkan pada Rabu (17/5), harga telur ayam ras di tingkat peternakan mulai turun. Akan tetapi peternak masih merugi karena dengan harga konsentrat saat ini sebesar Rp 10 ribu per kg, jagung Rp 6.000 per kg, dedak Rp 4.000 per kg, dan campurannya Rp 8.000 per kg, dengan BEP sebesar Rp 27.500 per kg.
"Harga telur di kandang saat ini Rp 27 ribu per kg, padahal BEP-nya Rp 27.500 per kg, ya jebol petaninya (peternak, red.), besok sudah mulai turun. Saat Lebaran kemarin, BEP-nya Rp 21 ribu-Rp 22 ribu kg," jelasnya.
Salah seorang pedagang telur di Pasar Manis, Purwokerto, Dewi mengatakan kenaikan harga telur ayam ras berlangsung secara bertahap sejak pekan kedua Mei.
"Awal pekan lalu harganya masih di kisaran Rp 29 ribu, kemudian naik menjadi Rp 30 ribu, dan sejak Senin (15/5) menjadi Rp 32 ribu per kg," ungkap dia.
Ia mengaku tidak tahu secara pasti penyebab kenaikan harga telur ayam ras namun berdasarkan informasi dari distributor, hal itu dipicu oleh kenaikan harga pakan.
Sementara itu, salah seorang pedagang telur di Pasar Cerme, Purwosari, Banyumas, Satinah mengatakan harga telur ayam ras telah mencapai Rp 33 ribu per kg.
"Harga telur ayam ras dari peternak sekarang mencapai Rp 30 ribu per kg, sehingga mau-tidak mau saya juga dengan harga Rp 33 ribu per kg," katanya.