REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Otoritas Arab Saudi saat ini tengah melakukan beragam persiapan untuk pelaksanaan Haji 1444 H/2023 M. Berdasarkan jadwal dan perhitungan, jamaah dari luar negeri akan mulai berdatangan pada 21 Mei nanti dan pelaksanaan haji pada akhir Juni.
Terkait layanan dan pekerja selama musim haji ini, otoritas tenaga kerja Saudi mengatakan agen yang bergerak dalam layanan haji dapat memperoleh izin kerja sementara. Hal ini ditujukan baik bagi orang asing maupun warga Saudi, yang dipekerjakan untuk menutupi kebutuhan selama musim haji tersebut.
Kementerian Sumber Daya Manusia dan Pembangunan Sosial Saudi menyebut izin kerja sementara tersebut dapat dikeluarkan melalui Ajeer, portal yang mengelola izin kerja sementara untuk warga negara asing di Kerajaan.
Dilansir di Gulf News, Kamis (18/5/2023), Ajeer juga disiapkan untuk membantu memenuhi pasar kerja dan memanfaatkan tenaga kerja di Arab Saudi, daripada merekrut pekerja dari luar negeri.
Perusahaan yang diizinkan mengajukan izin kerja haji termasuk mereka yang bertanggung jawab atas jamaah domestik, kelompok non-pemerintah yang disetujui oleh badan pemerintah yang kompeten, serta tempat kerja yang beroperasi di kota suci Makkah dan Madinah, ataupun kota pelabuhan Jeddah.
Menurut aturan ketenagakerjaan haji untuk individu, pencari kerja Saudi harus berusia minimal 18 tahun. Adapun persyaratan bagi ekspatriat harus sudah dipekerjakan di Kerajaan dan mendapat persetujuan dari majikan asli, untuk bekerja sementara selama musim haji.
Kebijakan lain diberlakukan Saudi dalam rangka mensterilkan lokasi-lokasi haji. Kerajaan mulai melarang penduduknya yang tidak memiliki izin memasuki Makkah pada Senin (15/5/2023) lalu.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Keamanan Umum Saudi, disampaikan keputusan ini datang dalam implementasi peraturan haji, yang mengharuskan warga yang ingin memasuki Makkah untuk mendapatkan izin dari otoritas terkait.
Keamanan Umum juga menegaskan pedoman yang mengatur haji tahun ini akan segera diterapkan. Kendaraan dan penduduk akan diminta untuk kembali, jika mereka melakukan perjalanan tanpa izin yang diperlukan.
Adapun mereka yang diizinkan masuk ke Kota Suci adalah penduduk yang memiliki izin masuk untuk bekerja di tempat suci yang dikeluarkan oleh otoritas terkait, identitas yang dikeluarkan oleh Makkah, izin umroh, atau izin haji.