Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Vey Inx

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Kecemasan Remaja

Gaya Hidup | 2023-05-18 10:42:40

Kecemasan merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling sering dialami oleh remaja di seluruh dunia, terutama Indonesia. Terapi musik klasik dapat menjadi salah satu alternatif yang menarik untuk membantu mengatasi kecemasan pada remaja, karena dapat memberikan efek relaksasi dan menenangkan pikiran. Sebelum membahas lebih lanjut tentang terapi musik klasik pada kecemasan remaja, ada lebih baiknya kita mengetahui lebih dalam tentang kecemasan dan bagaimana terapi musik klasik dapat membantu mengatasi hal tersebut.

Menurut The American Psychiatric Association’s (APA) 2013 edisi kelima dari Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), gangguan kecemasan sosial adalah jenis gangguan kecemasan sosial yang ditandai dengan ketakutan atau kecemasan yang intens. Tentang situasi sosial dimana tindakan atau perilaku seseorang akan dievaluasi secara negatif oleh orang lain, membuat seseorang merasa malu.

Pada masa remaja, individu mengalami perubahan mental dan emosional yang signifikan. Tidak mengherankan jika banyak penelitian menunjukkan bahwa remaja sering mengalami kecemasan. Penyebab akan hal tersebut juga bermacam-macam, namun kebanyakan karena kekhawatiran akan kegagalan. Mayoritas sangat peduli dengan apa yang orang lain pikirkan tentang mereka. Bahkan mereka yang berada dalam lingkungan keluarga yang harmonis terkadang mengalami kecemasan.

Gejala gangguan kecemasan pada remaja bisa berbeda-beda pada setiap orang. Gejala-gejala kecemasan dapat dikelompokkan menjadi empat gejala, yaitu:

  1. Gangguan Somatik: tremor, suhu tubuh naik-turun, kejang, berkeringat, palpitasi, nausea, diare, mulut kering, libido yang menurun, sesak nafas dan kesukaran untuk menelan.
  2. Gangguan Kognitif: kesukaran berkonsentrasi, kebingungan, ketakutan akan lepas kendali, dan kewaspadaan yang berlebihan serta pikiran akan malapetaka yang besar
  3. Gangguan Perilaku: ekspresi ketakutan, iritabilitas, agresif, imobilisasi, dan penarikan
  4. diri dari masyarakat
  5. Gangguan Persepsi: depersonalisasi dan derealisasi

Dalam kebanyakan kasus, remaja dengan masalah kecemasan membutuhkan perawatan. Perawatan adalah kunci untuk pemulihan. Gangguan kecemasan bisa menjadi lebih buruk atau menjadi masalah untuk waktu yang lama jika tidak ditangani. Terdapat beberapa cara untuk mengatasi kecemasan tersebut. Salah satunya adalah dengan terapi musik klasik.

Salah satu jenis terapi musik yang paling sering digunakan adalah terapi musik klasik. Terapi musik klasik adalah usaha untuk meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan nada atau suara yang mengandung irama, lagu, keharmonisan yang merupakan suatu karya sastra zaman kuno yang bernilai tinggi yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa sehingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Nada-nada yang membentuk ritme musik klasik itu bermacam-macam, ada yang pelan ke cepat, ada juga yang sebaliknya. Rentang frekuensi alfa dan theta dalam musik klasik juga antara 5000 dan 8000 Hz. Frekuensi ini berpotensi untuk merilekskan tubuh dan pikiran. Ini juga merangsang otak untuk menghasilkan endorfin dan serotonin, yang membantu tubuh rileks dan menjaga detak jantung tetap stabil (Irawaty, 2013).

Kecemasan pada remaja sudah menjadi perihal umum dikalangan masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan terapi yang mudah dicari dan diterapkan, salah satunya dengan terapi musik klasik. Penggunaan terapi musik klasik merupakan metode yang mudah, efektif, murah, dan aman untuk membantu mengatasi gangguan kecemasan yang sering dialami oleh remaja.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image