Kamis 18 May 2023 13:14 WIB

Jodoh Sudah Ditetapkan Allah SWT, Mengapa Masih Harus Dicari?

Jodoh bisa diusahakan melalui doa kepada Allah SWT

Rep: Zahrotul Oktaviani / Red: Nashih Nashrullah
Menikah dua pasangan yang berjodoh. (ilustrasi) Jodoh bisa diusahakan melalui doa kepada Allah SWT
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menikah dua pasangan yang berjodoh. (ilustrasi) Jodoh bisa diusahakan melalui doa kepada Allah SWT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Banyak beredar pembicaraan di masyarakat seputar jodoh. Salah satunya menyebutkan bahwa urusan jodoh ini sudah diatur dan ditetapkan SWT. 

Jika benar demikian, mengapa banyak pula yang masih beranggapan jika jodoh ini harus dicari dan diupayakan? Ustadzah Imaz Fatimuz Zahra pun mencoba menjelaskan terkait hal ini. 

Baca Juga

Ning Imaz, panggilan akrabnya, menyebut takdir dibagi menjadi dua, yaitu mubram dan muallaq. Takdir memang telah ditetapkan Allah SWT, tetapi ada pula yang berubah sesuai dengan kehendak-Nya. 

"Jadi sesuai dengan keyakinan Ahlussunnah waljamaah, takdir itu ada yang mubram dan muallaq. Bahwa takdir itu sudah ditentukan, tapi juga bisa berubah-ubah jika memang Allah kehendaki,” ucap dia dalam tayangan Youtube NU Online, dikutip Kamis (18/5/2023). 

Salah satu cara yang bisa dilakukan umat untuk mengetuk rahmat Allah SWT dan mendapatkan ketetapan yang baik adalah dengan berdoa. Doa sendiri terbagi menjadi dua kategori, yakni doa batin dan doa dhahir

Doa batin, lanjutnya, adalah doa yang kita panjatkan di sepertiga malam setelah shalat. Sementara untuk doa dhahir adalah doa yang diupayakan. 

Putri pasangan KH Abdul Khaliq Ridwan dan Nyai Hj Eeng Sukarendah tersebut lantas menyebut, doa dhohir merupakan upaya manusia untuk mendekatkan pada tujuan yang ingin dicapai. 

“Manusia ini kan dhaif atau lemah, bahwa la haula wala quwwata illa billah. Maqam manusia adalah berusaha,” ujar dia. 

Ia pun mencontohkan tidak bisa seseorang berdiam diri dan berharap makanan bisa datang sendiri ke mulut dan merasa kenyang. 

Yang ada, seseorang harus berusaha mencari makanan, memasukkannya ke dalam mulut, mengunyahnya, menelan, lalu merasa kenyang. Inilah yang disebut sebagai maqam manusia, berusaha. 

Baca juga: Mualaf Theresa Corbin, Terpikat dengan Konsep Islam yang Sempurna Tentang Tuhan

Karena itu, Ning Imaz pun melihat perihal jodoh sebagai sebuah ketetapan tetap memerlukan usaha masing-masing dari setiap individu untuk mencapainya. 

Takdir memang ditentukan, tetapi manusia diberikan kesanggupan oleh Allah SWT untuk melakukan hal yang bisa diupayakan, dalam hal ada kendali manusia itu sendiri. 

“Yakni menggerakkan tangan, kaki, kehendak dan bisa dialokasikan untuk hal-hal baik. Dalam kendali itu memang Allah SWT berikan kekuatan kepada manusia untuk melakukannya. Kita tidak boleh pasrah, kita harus memiliki daya juang, mental juang untuk meraih yang kita inginkan,” kata Ustadzah asal Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur ini. 

 

Sumber: NUonline

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement