Kamis 18 May 2023 13:42 WIB

Jangan Anggap Remeh, Disfungsi Ereksi Bisa Kurangi Keharmonisan Rumah Tangga

Penyakit disfungsi ereksi dan gangguan kesuburan pria tidak bisa dianggap remeh.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
 Keharmonisan dalam rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk hubungan intim. Namun, salah satu pemicu hubungan intim tidak membuat pasangan bahagia adalah disfungsi ereksi yang dialami pria. /ilustrasi
Foto: militarymentalhealth.org
Keharmonisan dalam rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk hubungan intim. Namun, salah satu pemicu hubungan intim tidak membuat pasangan bahagia adalah disfungsi ereksi yang dialami pria. /ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Keharmonisan dalam rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk hubungan intim. Namun, salah satu pemicu hubungan intim tidak membuat pasangan bahagia adalah disfungsi ereksi yang dialami pria.

Dokter Spesialis Urologi dan Konsultan Andro Urologi, Endo Urologi RS Siloam ASRI, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Prof dr Ponco Birowo, Sp.U (K), PhD menjelaskan berdasarkan Jurnal Ilmiah Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang terbit pada tahun 2019, dari total 255 responden yang mengisi survei, 35,6 persen di antaranya mengalami disfungsi ereksi atau sebesar 92 responden. "Oleh karena itu, penyakit disfungsi ereksi dan gangguan kesuburan pria tidak bisa dianggap remeh," ujarnya dalam keterangan pers, Kamis (18/5/2023).

Baca Juga

Menurutnya, berbagai faktor bisa menyebabkan disfungsi ereksi, diantaranya kebiasaan hidup tidak sehat, obesitas, hipertensi, dan kebiasaan merokok.

 

Gejala disfungsi ereksi

Berbicara tentang penyakit urologi pria disfungsi ereksi, terdapat tanda-tanda atau gejala yang dialami. Beberapa ciri yang dirasakan ketika seseorang mengalami disfungsi ereksi antara lain kesulitan untuk mempertahankan ereksi yang cukup keras dan tahan lama saat melakukan hubungan seksual. Selain itu juga ada kesulitan untuk mencapai ereksi walaupun sudah dirangsang secara seksual, dan menurunnya gairah seksual.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini menyebutkan tanda dan gejala jika seseorang mengalami gangguan kesuburan pria adalah adanya gangguan pada kualitas dan jumlah sperma yang dihasilkan saat ejakulasi. Gejala lainnya adalah penurunan gairah seksual yang memengaruhi kemampuan dalam menghasilkan sperma, ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi, dan munculnya rasa sakit atau ketidaknyamanan saat ejakulasi atau saat melakukan hubungan seksual.

“Masalah kesehatan fisik seperti faktor usia, diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, penyakit pernapasan, dan penyakit kronis lainnya merupakan beberapa faktor risiko yang dapat memengaruhi timbulnya disfungsi ereksi dan masalah kesuburan pada seseorang,” ujar Prof Ponco.

Selain kesehatan fisik, Prof Ponco juga menjelaskan jika masalah psikologis seperti depresi, kecemasan, stres, dan trauma emosional masa lalu seseorang dapat berpengaruh kepada disfungsi ereksi dan kesuburan pria. Ditambah seseorang tersebut memiliki riwayat merokok, minum alkohol berlebihan, atau menggunakan obat terlarang juga merupakan faktor lain yang dapat memicu disfungsi ereksi dan gangguan pada kesuburan pria.

Menurut Prof Ponco, disfungsi ereksi bukan penyakit komplikasi, tetapi dapat menjadi tanda dari adanya masalah kesehatan yang mendasar atau penyakit yang memengaruhi sistem vaskular atau saraf. Namun, jika dibiarkan tanpa pengobatan, disfungsi ereksi bisa memburuk dan memengaruhi kehidupan seksual dan bisa memicu masalah psikologis seperti depresi atau kecemasan, dan juga memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan sehingga kesuburannya akan terganggu.

"Oleh karena itu, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis jika mengalami disfungsi ereksi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement