Kamis 18 May 2023 14:32 WIB

Tingkatkan Literasi yang Rendah, Guru Dituntut Kreatif dan Inovatif

Program literasi di sekolah kita masih konvensional.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Sosialisasi Program Pembinaan Literasi Generasi Muda di Bandung, Rabu (17/5/2023).
Foto: Arie Lukihardianti/Republika
Sosialisasi Program Pembinaan Literasi Generasi Muda di Bandung, Rabu (17/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Literasi masih menjadi persoalan di Indonesia. Pada 2018, Indonesia berada di peringkat ke 60 dari 61 negara. Bahkan, menurut anggota Komisi X Fraksi PKS, Ledia Hanifa, Indonesia pernah berada di peringkat 72 dari 75 negara.

"Jadi, memang ini harus terus menjadi perhatian. Kita kan selalu ikut penilaian ternyata 2018 kita mendapati ternyata kemampuan anak-anak kita rendah dalam membaca," ujar Ledia kepada wartawan seusai Sosialisasi Program Pembinaan Literasi Generasi Muda di Bandung, Rabu (17/5/2023).

Padahal, kata dia, saat kemampuan dasar itu rendah nanti implikasinya ke yang lainnya. Termasuk, implikasi hukum mencari pekerjaan, mencari substansi pemahaman dan lainnya.

"Nah, ini fatal akibatnya. Salah satu upaya yang dilakukan pada 2019, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menaikkan atau mengeluarkan program merdeka belajar dan penyediaan buku bermutu," katanya.