Kamis 18 May 2023 16:46 WIB

Rudal Rusia Hantam Kota Odesa

Rudal Rusia mengenai fasilitas industri di Odesa.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
 Contrails di langit saat pertahanan anti-pesawat Ukraina menembak jatuh dua roket Rusia yang bertujuan untuk menyerang wilayah Odesa, Ukraina Selatan, Selasa (14/3/2023) di tengah invasi Rusia. Pasukan Rusia memasuki wilayah Ukraina pada 24 Februari 2022, memulai konflik yang memicu kehancuran dan krisis kemanusiaan.
Foto: EPA-EFE/IGOR TKACHENKO
Contrails di langit saat pertahanan anti-pesawat Ukraina menembak jatuh dua roket Rusia yang bertujuan untuk menyerang wilayah Odesa, Ukraina Selatan, Selasa (14/3/2023) di tengah invasi Rusia. Pasukan Rusia memasuki wilayah Ukraina pada 24 Februari 2022, memulai konflik yang memicu kehancuran dan krisis kemanusiaan.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pejabat Pemerintah Ukraina mengatakan, satu orang tewas dalam serangan rudal Rusia di fasilitas industri di Kota Odesa. Sementara puing-puing dari bangunan yang ambruk akibat serangan udara di distrik timur Kiev memicu dua kebakaran. 

Di saluran aplikasi Telegram, pada Rabu (18/5/2023) juru bicara administrasi militer di Odesa, Serhiy Bratchuk mengatakan, selain korban tewas, juga terdapat dua orang terluka dalam serangan Rusia. 

Baca Juga

Walikota Kiev Vitaly Klitschko juga menulis Telegram, ia mengatakan satu kebakaran terjadi di sebuah fasilitas gudang di wilayah Darnitsya. Puing-puing juga berjatuhan di wilayah Dnipro di Kiev. Ia mengatakan, tidak ada korban jiwa di dua peristiwa tersebut. 

Kepala administrasi militer di Kiev, Serhiy Popko di Telegram, mengatakan, kebakaran terjadi di lokasi non-permukiman di Distrik Desnyansky, sebelah timur ibu kota. Ia tidak mengungkapkan informasi korban jiwa dan terluka. 

Popko mengatakan, Kiev diserang rudal jelajah dan semuanya ditembak jatuh pertahanan udara. Sebelumnya, Ukraina membantah rudal hipersonik Rusia menghancurkan sistem pertahanan rudal dari Amerika Serikat (AS), Patriot dalam serangan udara ke Kiev. 

Klaim yang Kementerian Pertahanan Rusia sampaikan seusai serangan udara ke ibu kota Ukraina itu, pada Selasa (16/5/2023). Dua orang pejabat Pemerintah AS mengakui sistem pertahanan Patriot di Ukraina mungkin rusak. Tapi, tampaknya tidak hancur. 

"Saya ingin katakan: jangan khawatir dengan nasib Patriot," kata juru bicara Angkatan Udara Ukraina Yuriy Ihnat pada televisi Ukraina, Rabu (17/5/2023). 

Ia membantah kemungkinan rudal hipersonik Kinzhal dari Rusia berhasil menghancurkan Patriot. "Menghancurkan sistem itu dengan semacam 'Kinzhal', itu tidak mungkin, semuanya ada di sana, bisa tetap ada di arsip propaganda mereka," katanya. 

Sistem pertahanan Patriot merupakan serangkaian unit pertahanan udara yang diberikan Barat untuk membantu Ukraina membalas serangan udara Rusia. Sistem ini diberikan setelah Rusia menginvasi negara tetangganya. 

Patriot dianggap salah satu sistem pertahanan udara AS paling canggih, mampu menghalau serangan pesawat tempur, rudal jelajah dan rudal balistik. Biasanya disertai dengan peluncur, radar dan kendaraan pendukung lainnya. 

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan rudal Kinzhal merupakan bukti negaranya memiliki senjata militer yang dapat mengalahkan dunia. Ukraina mengklaim berhasil menembak jatuh enam rudal Kinzhal pada Selasa malam tapi Rusia membantah klaim tersebut. Belum diketahui senjata Barat apa yang Ukraina gunakan dan Pentagon belum memberikan komentar. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement