Kamis 18 May 2023 16:56 WIB

Allahu Akbar! Pria Suriah Ini Selamat Setelah Tertimbun Puing Gempa Selama 3 Bulan

Gempa di Suriah menyebabkan ribuan warganya meninggal dunia

Orang-orang berjalan melewati bangunan yang runtuh setelah gempa dahsyat di kota Jinderis, provinsi Aleppo, Suriah, Kamis, 9 Februari 2023. Gempa yang menghancurkan ribuan bangunan itu merupakan salah satu yang paling mematikan di dunia dalam lebih dari satu dekade.
Foto: Foto AP/Ghaith Alsayed
Orang-orang berjalan melewati bangunan yang runtuh setelah gempa dahsyat di kota Jinderis, provinsi Aleppo, Suriah, Kamis, 9 Februari 2023. Gempa yang menghancurkan ribuan bangunan itu merupakan salah satu yang paling mematikan di dunia dalam lebih dari satu dekade.

REPUBLIKA.CO.ID,  BEIRUT— Tim SAR Suriah menyelamatkan seorang pria dari reruntuhan saat membersihkan puing bangunan di Provinsi Aleppo, lapor kantor berita Iran Akhbar Fouri dalam lamannya Kamis (18/2/2023) seraya memperlihatkan rekaman video pria tersebut.

Dalam video itu terlihat seorang pria berjenggot lebat dengan badan yang sangat kurus karena tiga bulan berlalu sejak gempa bumi mengguncang Suriah dan Turki.

Baca Juga

Pria itu langsung dibawa rumah sakit setempat untuk menjalani rehabilitasi yang lama di bawah pengawasan dokter. Belum ada pernyataan dari pihak medis mengenai kelangsungan hidup sang pria yang begitu menakjubkan tersebut.

Dalam pidato di hadapan Dewan Rakyat Suriah pada 7 Mei, Perdana Menteri Hussein Arnous melaporkan kondisi terkini pascagempa.

Menurut dia, akibat bencana alam 6 Februari itu, 225 ribu keluarga terkena dampak, 1.414 orang meninggal dunia dan 2.367 orang lainnya terluka.

Sementara itu, 1.553 orang berhasil diselamatkan dari reruntuhan.

"Keseluruhan korban mencapai satu juta lebih. Mereka yang kehilangan tempat tinggal dipindahkan ke 32 tempat pengungsian sementara," kata Arnous.

Dia mengungkapkan, berdasarkan hasil inspeksi teknis, 9.000 lebih dari 216 ribu bangunan di Provinsi Aleppo dan Latakia menjadi tidak dapat dihuni dan harus dibongkar.

Arnous juga mengatakan bangunan-bangunan yang hancur akan dibangun kembali supaya lebih kuat lagi dari dampak bencana alam seperti itu.

Kantor berita pemerintah Suriah melaporkan lebih dari 298 ribu orang kehilangan rumah. Pemerintah Suriah dilaporkan sudah membuka 180 tempat penampungan sementara.

Laporan Rabu (8/2/2023) itu tampaknya merujuk pada daerah yang dikuasai pemerintah bukan di daerah yang dikuasai pemberontak. 

Bantuan untuk korban gempa di Suriah diperumit konflik yang memecah belah negara itu dan infrastruktur yang rusak.

Baca juga: Mualaf Theresa Corbin, Terpikat dengan Konsep Islam yang Sempurna Tentang Tuhan

Gempa bumi pada Senin, 6 Februari 2023 di Turki dan Suriah sangat mematikan karena wilayah tersebut berada di perbatasan antara beberapa lempeng tektonik. Sementara kondisi tanah dan bangunan membuat gempa bumi yang kuat mengobral kehancuran.

Gempa berkekuatan magnitudo 7,8 yang disebabkan oleh retakan sepanjang 100 kilometer antara lempeng tektonik Anatolia dan Arab, terpusat di dekat Kota Nurdagi, di Turki selatan pada pukul 4.15 pagi waktu setempat. Guncangan merobohkan bangunan dan meninggalkan ribuan orang terperangkap di bawah reruntuhan.

Di tengah upaya pencarian dan penyelamatan masyarakat yang panik, beberapa gempa susulan, termasuk bermagnitudo 7,5 menambah kehancuran. 

Korban meninggal dunia yang terus bertambah telah menjadikan gempa tersebut salah satu yang paling mematikan setelah gempa Tohoku di Jepang. 

Peristiwa kelam pada 2011 lalu itu bahkan memicu tsunami yang menewaskan hampir 20 ribu orang dan menyebabkan bencana nuklir.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement