REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Hingga saat ini, harga telur di sejumlah pasar tradisional Solo, Jawa Tengah, masih terbilang tinggi. Kondisi tersebut membuat beberapa pengecer telur memutuskan untuk tidak berjualan telur sementara.
Salah seorang pegawai distributor telur di Pasar Legi, Hanum Prasetyo (30), membenarkan harga telur masih terbilang tinggi. Apabila di tingkat distributor kini harganya 28.500 per kg, dan hingga di tangan konsumen atau pengecer harga tersebut bisa dimungkinkan tembus di atas Rp 30 ribu.
Hanum mengungkapkan, harga telur sempat menyentuh di angka Rp 29.500 dua hari lalu. "Kalau yang petian itu Rp 28.500 per kg, ini harganya masih naik. Sebelumnya per kg harganya Rp 27.500," katanya Kamis (18/5/2023).
Menurut dia, kenaikan tersebut salah satunya dipicu lantaran ada bantuan dari pemerintah berupa telur. Di mana biasanya orang membeli 60 peti menjadi dua kali lipat dari biasanya. Ia menjelaskan bahwa satu petinya berisi 15 kg telur.
"Kemarin buat bantuan itu, seperti PKH dan sebagainya yang bentuknya telur. Kita kurang tahu sistemnya gimana tapi yang beli telur jadi banyak dari yang 50-60 peti jadi dua kali lipat. Iya stoknya sedikit," katanya.
Sementara itu, pedagang telur ecer Ngadinem (59) mengaku memilih tak berkulak telur lantaran harganya yang tinggi. Ia khawatir karena harganya yang tinggi menjadikan minat konsumen berkurang.
"Iya (tidak jual dulu) saya menunggu harga (telur) turun dulu. Karena saya dapat harga kulak Rp 32 ribu per kg, jadi saya harus jual di atas itu," ungkap dia.