Kamis 18 May 2023 18:34 WIB

Praktik Baik Pertambangan Semen Gresik di Rembang Diganjar Penghargaan

Kegiatan pertambangan memperhatikan prinsip keberlanjutan lingkungan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
   Para petani yang berasal dari masyarakat desa sekitar PT Semen Gresik pabrik Rembang, sedang melakukan aktivitas pembibitan tanaman, di kawasan Edupark yang berlokasi di Desa Kajar, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Foto: Dokumen
Para petani yang berasal dari masyarakat desa sekitar PT Semen Gresik pabrik Rembang, sedang melakukan aktivitas pembibitan tanaman, di kawasan Edupark yang berlokasi di Desa Kajar, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Tata laksana dan penerapan pertambangan yang baik PT Semen Gresik di Rembang, Jawa Tengah, berhasil menyabet predikat terbaik I penghargaan Good Mining Practice (GMP) 2023 kategori Skala Besar dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng.

Anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) ini dinilai mampu menerapkan kegiatan pertambangan yang konsisten memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan oleh perusahaan berskala besar.

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, penerapan praktik pertambangan yang baik dan memperhatikan prinsip keberlanjutan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kegiatan pertambangan di seluruh wilayah operasional SIG.

Ini sejalan dengan tiga pilar keberlanjutan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, yakni mendorong solusi dan inovasi berkelanjutan, perlindungan terhadap lingkungan serta menciptakan nilai bagi karyawan dan komunitas.

Penerapan good mining practice oleh SIG tidak sebatas hanya untuk memenuhi regulasi semata. Tetapi dilandasi oleh kesadaran akan besarnya manfaat yang bisa diperoleh secara berkelanjutan bagi banyak pihak, khususnya masyarakat sekitar.

Karena SIG ingin menjaga keseimbangan antara kinerja perusahaan (prosperity), kelestarian lingkungan (planet), dan kesejahteraan masyarakat (people).

“Dalam operasional SIG berkomitmen untuk mengembalikan apa yang telah didapat agar dapat bermanfaat untuk masyarakat,” ungkapnya, Kamis (18/5/2023).

Pada perencanaan penambangan, lanjut Vita, PT Semen Gresik selalu mengacu pada desain tambang yang tertuang dalam Amdal, terutama terkait elevasi kedalaman penambangan untuk menjaga air bawah tanah.

Monitoring atas kegiatan pertambangan juga dilakukan secara berkala pada sumur-sumur pantau yang telah disediakan, guna meminimalisir dampak sosial yang dapat ditimbulkan dari operasional pertambangan.

PT Semen Gresik telah membangun kawasan green belt (sabuk hijau) selebar 50 meter yang mengelilingi area tambang yang ada di Rembang, dengan total luas lahan yang mencapai 37 hektare.

Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan, lanjutnya, hingga saat ini PT Semen Gresik telah mereklamasi lahan pascatambang tanah liat seluas tiga hektare dan lahan pascatambang batu gamping seluas 5,5 hektare.

“Perusahaan juga telah menanam beragam jenis pohon sebanyak 33.610 pohon, diantaranya jati, mahoni, trembesi, sengon, johar, kesambi, sukun, sawo, nangka, mangga, kelengkeng, hingga pohon bambu,” jelas Vita.

Selain itu, tambahnya, PT Semen Gresik juga melibatkan 361 petani yang berasal dari di enam desa sekitar pabrik Rembang untuk mengelola 119,25 hektare lahan milik perusahaan yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement