Kamis 18 May 2023 18:42 WIB

Ditemukan Beras Bansos tak Layak Konsumsi, Ini Langkah Kepala Desa dan Bulog 

Desa memutuskan untuk menarik  semua beras yang sudah terlanjur sampai di sejumlah RW

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Pekerja memeriksa stok beras di gudang Bulog Sub divre Indramayu.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Pekerja memeriksa stok beras di gudang Bulog Sub divre Indramayu.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Beras dalam program bantuan ketahanan pangan dari Badan Pangan Nasional di Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, ditemukan tak layak konsumsi. Bulog Indramayu pun bertindak cepat melakukan penggantian beras tersebut.

Beras yang tak layak konsumsi itu ditemukan sebanyak enam karung atau 60 kilogram. Beras tersebut dalam kondisi menggumpal, berjamur dan berwarna kekuningan serta terdapat kutu.

Beruntung, beras bansos yang dilakukan proses bongkar di desa setempat pada Selasa (16/5/2023) sore itu baru terdistribusikan ke tingkat RW. Karenanya, beras tersebut belum sampai ke tangan warga yang menjadi keluarga penerima manfaat (KPM).

‘’Saat menemukan kondisi beras seperti itu, langsung kita setop (penyaluran ke tingkat RW),’’ kata Kepala Desa Dadap, Asyriqin Syarif Wahadi, saat ditemui di Balai Desa Dadap, Kamis (18/5/2023).

Asyriqin mengakui, tidak semua beras bansos itu dalam kondisi yang tak layak. Namun, untuk mengantisipasi, pihaknya memutuskan untuk menarik  semua beras yang sudah terlanjur sampai di sejumlah RW.

Asyriqin kemudian melaporkan hal tersebut kepada bupati Indramayu maupun Bulog Indramayu. Bulog Indramayu pun hari ini langsung melakukan penggantian.

Bahkan, tak sekedar mengganti beras yang tak layak konsumsi, Bulog Indramayu juga mengganti semua beras yang sudah dikirim sebelumnya untuk Desa Dadap dengan beras yang baru.

Asyriqin menyebutkan, secara keseluruhan, ada 1.374 KPM di Desa Dadap yang mendapat beras bansos tersebut. Setiap KPM, menerima bantuan beras sebanyak satu karung berisi sepuluh kilogram. Penyaluran bantuan kali ini merupakan tahap kedua.

Asyriqin mengungkapkan, temuan beras bansos yang kurang layak konsumsi juga sebelumnya ditemukan pada saat penyaluran bantuan beras tahap pertama. Namun, saat itu pihaknya tidak melakukan komplain karena mengira hal itu akibat kesalahan dalam proses pengangkutan.

‘’Pada tahap satu kita juga menemukan berasnya kurang layak karena kualitasnya medium bawah banget, beberapa ada yang hitam. Kalau kata orang sini mah beras kawak, sudah kawak, lama juga,’’ tutur Asyriqin.

Ternyata, pada penyaluran bantuan beras tahap kedua, beras yang tak layak konsumsi kembali ditemukan. Karena itu, Pemdes Dadap mengajukan komplain dengan tujuan sebagai evaluasi mengingat beras bantuan itu akan diberikan kepada masyarakat.

Asyriqin berharap, ke depan kualitas beras bantuan bisa lebih terjaga kualitasnya. Dia pun mengapresiasi langkah cepat Bulog yang melakukan penggantian beras pada bantuan tahap kedua ini.

Juru Timbang Gudang Singakerta 2 Bulog Indramayu, Sopiansyah, mengatakan, kondisi beras yang tak layak konsumsi itu terjadi akibat terkena tetesan air hujan. Pihaknya tidak menyadari hal itu karena proses muat dilakukan sore hari pada Selasa (16/5/2023) kemarin.

''Itu karena ketidaksengajaan. Karena sore, barang jadi tidak terdetek kena basah. Dan itupun hanya sebagian kecil. Bahkan walau hanya sebagian yang rusak, kita ganti semuanya,'' tukas Sopiansyah, didampingi Kepala Gudang Singakerta 2, Undang, saat ditemui di Balai Desa Dadap, Kamis (18/5/2023).

Sopiansyah menyatakan, ketika ada keluhan dari masyarakat, pihaknya langsung merespon dan melakukan penggantian. Pendistribusian beras pengganti dilakukan pada Kamis (18/5/2023).

Berdasarkan pantauan Republika, ada dua truk yang mengangkut beras pengganti tersebut. Beras dengan kualitas medium dan dikemas dalam karung-karung berbobot sepuluh kilogram itu diturunkan di Balai Desa Dadap dan diserahterimakan kepada kepala desa Dadap. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement