REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Dokter di rumah sakit umum Nigeria memulai pemogokan lima hari pada Rabu (17/5/2023). Mereka menuntut kondisi yang lebih baik.
Pemogokan oleh tenaga kesehatan ini menyebabkan perawatan kesehatan ditutup untuk banyak pasien. Tindakan yang dilakukan oleh dokter residen dinilai perlu setelah penolakan pemerintah untuk menaikkan gaji dan tunggakan pembayaran residen, serta berinvestasi lebih banyak di rumah sakit.
Meskipun penghentian kerja saat ini tidak memengaruhi dokter atau perawat spesialis, residen medis merupakan sebagian besar pekerja perawatan kesehatan di rumah sakit pemerintah Nigeria. Pemogokan seperti itu juga biasa terjadi pada sektor kesehatan masyarakat yang kekurangan dana yang cukup selama bertahun-tahun.
Kritikus menunjukkan perbedaan besar antara rumah sakit pemerintah yang merawat sebagian besar warga Nigeria dan perawatan medis di luar negeri yang tersedia untuk elite negara. Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mendapatkan sorotan karena sering bepergian ke Inggris untuk perawatan medis.
Dalam krisis ekonomi Nigeria saat ini, para dokter pada April mengancam akan mogok. "Kami belum melihat tanda positif dari pemerintah," kata presiden Asosiasi Dokter Residen Nigeria (NARD) dr. Innocent Orji.
Orji menyatakan, teguran peringatan dapat diperpanjang jika pembicaraan dengan pemerintah gagal diperbaiki. “Pemerintah belum memanggil kami ke meja perundingan. Sebaliknya, yang kami dapatkan adalah ancaman demi ancaman,” katanya.