Kamis 18 May 2023 20:25 WIB

Kilicdaroglu akan Pulangkan Pengungsi Suriah di Turki Jika Menang Pilpres

Kilicdaroglu bermaksud menarik pemilih kalangan nasionalis.

Warga Suriah berjalan di sebuah kamp pengungsi untuk orang-orang terlantar yang dikelola oleh Bulan Sabit Merah Turki di distrik Sarmada, utara kota Idlib, Suriah, Jumat, 26 November 2021.
Foto: AP Photo/Francisco Seco
Warga Suriah berjalan di sebuah kamp pengungsi untuk orang-orang terlantar yang dikelola oleh Bulan Sabit Merah Turki di distrik Sarmada, utara kota Idlib, Suriah, Jumat, 26 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Capres oposisi Kemal Kilicdaroglu berjanji memulangkan 10 juta pengungsi dari Turki jika ia menang pilpres putaran kedua pada 28 Mei. Ia kian mempertajam sikap antiimigran untuk meraih suara kelompok nasional demi mengalahkan pejawat Recep Tayyip Erdogan. 

Sehari sebelumnya, Rabu (17/5/2023), Kilicdaroglu menuding pemerintahan saat ini yang dipimpin Erdogan memberikan izin 10 juta pengungsi ilegal memasuki negara ini. Erdogan ia sebut  tak mampu  melindungi kehormatan dan perbatasan Turki. 

‘’Anda diketahui membawa lebih dari 10 juta pengungsi ke dalam negeri ini. Saya umumkan di sini, segera setelah saya berkuasa, saya akan mengirim pulang semua pengungsi,’’ ujar Kilicdaroglu. Warga Suriah mulai melarikan diri ke Turki dan negara lain pada 2011. 

Saat itu oposisi menentang kepemimpinan Presiden Bashar al-Assad dan melahirkan perang saudara. Turki menampung lebih banyak pengungsi Suriah dibandingkan negara lainnya. Sekitar 3,6 juta pengungsi Suriah terdaftar di negeri ini. 

Secara umum, awalnya warga Turki menerima mereka dengan baik. Namun, kini Turki mengalami krisis ekonomi. Beban hidup warga Turki bertambah. Ini menyebabkan kian tumbuh penolakan terhadap pengungsi Suriah dan pengungsi lainnya. 

Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu pernah menyatakan tak bisa memulangkan pengungsi Suriah yang sudah ada di Turki.’’Kita tidak bisa menjadi penampungan pengungsi tetapi warga Suriah adalah saudara kita, tak bisa mengirim mereka pulang untuk meregang nyawa.’’

Kelompok nasionalis dan sebagian warga Turki memanfaatkan isu krisis ekonomi untuk menyerang pemerintah terkait kebijakan terhadap pengungsi ini. Pernyataan Kilicdaroglu mengenai pemulangan pengungsi ini melahirkan banyak respons. 

Sami Hamdi, direktur operasional lembaga kajian Timur Tengah, International Interest, mengatakan sikap pemimpin Republican People’s Party menunjukkan xenophobia. Pengamat lain, Oznur Kucuker Sirene menyatakan, Kilicdaroglu bermaksud menarik pemilih kalangan nasionalis.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement