Jumat 19 May 2023 05:30 WIB

Pendapatan Emiten Indonesia Diprediksi Tetap Oke Meski Dibayangi Resesi AS

MAMI memperkirakan pertumbuhan earnings enam persen untuk tahun ini.

Pekerja membersihkan lantai di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (18/11/2022) (ilustrasi). Momentum pendapatan (earnings) emiten Tanah Air dinilai tetap positif di kaurtal I 2023 didukung oleh perbaikan aktivitas ekonomi. Hal tersebut diproyeksi tetap berlanjut hingga akhir tahun ini.
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja membersihkan lantai di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (18/11/2022) (ilustrasi). Momentum pendapatan (earnings) emiten Tanah Air dinilai tetap positif di kaurtal I 2023 didukung oleh perbaikan aktivitas ekonomi. Hal tersebut diproyeksi tetap berlanjut hingga akhir tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momentum pendapatan (earnings) emiten Tanah Air dinilai tetap positif di kaurtal I 2023 didukung oleh perbaikan aktivitas ekonomi. Hal tersebut diproyeksi tetap berlanjut hingga akhir tahun ini.

Senior Portfolio Manager Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Samuel Kesuna, CFA, menyampaikan, indikasi awal menunjukkan, konsumsi di periode Lebaran tahun ini cukup positif. Survei penjualan eceran diperkirakan tumbuh tujuh persen secara bulanan (month on month/ mom) atau satu persen secara tahunan (year on year/ yoy) pada April.

Baca Juga

"Pertumbuhan ekonomi yang resilien akan menjadi katalis bagi pertumbuhan earnings emiten tahun ini," kata Samuel melalui keterangan resmi yang diterima Republika, Kamis (18/5/2023).

MAMI memperkirakan pertumbuhan earnings enam persen untuk tahun ini. Angka itu, lanjut Samuel, tidak terlihat fantastis. "Namun, apabila sektor komoditas dikesampingkan dalam perhitungan, masih banyak sektor lain yang dapat mencatat pertumbuhan earnings lebih dari 10 persen tahun ini," ungkap dia.

Samuel menjelaskan, stabilitas kondisi domestik merupakan fondasi untuk mendukung kepercayaan investor terhadap pasar saham Indonesia. Dari sisi ini, ia melihat pasar Indonesia sangat potensial didukung faktor seperti pertumbuhan ekonomi stabil, inflasi yang menurun, dan nilai tukar rupiah yang stabil.

Dari sisi global, salah satu faktor ketidakpastian telah berkurang, di mana Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), diperkirakan sudah mencapai puncak suku bunganya sehingga dapat mendukung sentimen investor. Potensi katalis bagi pasar adalah apabila terdapat indikasi bahwa The Fed mulai mempertimbangkan untuk melakukan pemangkasan suku bunga atau apabila terdapat indikasi bahwa pelemahan ekonomi di AS lebih terbatas dari ekspektasi pasar.

Faktor lain yang dapat dipertimbangkan investor adalah tingkat valuasi pasar saham Indonesia saat ini yang atraktif. Price earning ratio (PE ratio) IHSG saat ini di kisaran 13x yang masih di bawah rata-rata 15x sehingga menawarkan titik masuk menarik bagi investor.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement