Jumat 19 May 2023 14:57 WIB

8 Pegawai MUI yang Gagalkan Penembakan Diberi Sertifikat Penghargaan

8 pegawai MUI berhasil mengamankan pelaku yang berupaya menargetkan para ketua MUI

Rep: Andrian Saputra/ Red: Esthi Maharani
Suasana kantor Majelis Ulama Indonesia pascainsiden penembakan di Jakarta, Selasa (2/5/2023). Dalam insiden tersebut pelaku penembakan tewas dan dua orang lainnya yakni resepsionis MUI mengalami luka pada bagian punggung dan pegawai MUI lainnya terluka akibat menabrak pintu saat menghindari tembakan tersebut. Dalam peristiwa tersebut, pihak Kepolisian masih melakukan penyidikan terkait pelacakan latar belakang pelaku penembakan di Gedung MUI tersebut.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Suasana kantor Majelis Ulama Indonesia pascainsiden penembakan di Jakarta, Selasa (2/5/2023). Dalam insiden tersebut pelaku penembakan tewas dan dua orang lainnya yakni resepsionis MUI mengalami luka pada bagian punggung dan pegawai MUI lainnya terluka akibat menabrak pintu saat menghindari tembakan tersebut. Dalam peristiwa tersebut, pihak Kepolisian masih melakukan penyidikan terkait pelacakan latar belakang pelaku penembakan di Gedung MUI tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan sertifikat penghargaan kepada delapan orang pegawai MUI yang berhasil menggagalkan aksi pelaku teror penembakan di kantor MUI pada 2 Mei lalu. Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan secara langsung memberikan sertifikat penghargaan tersebut di sela-sela halal bi halal MUI di Hotel Bidakara Jakarta pada Kamis (18/5/2023).

Kedelapan pegawai MUI itu berhasil mengamankan pelaku yang berupaya menargetkan para ketua MUI. Mereka adalah Tri Supriyanto, Said Suryadarma, Khairuddin, Teguh Siswantoro, Asep Ubaidillah Reza Febrian, Ziaul Haq, dan Bambang Nugraha.

Sementara, Ketua MUI KH Cholil Nafis mengatakan, tim MUI masih bekerja melakukan pendalaman tentang profil pelaku penembakan di kantor MUI. Nantinya hasil pendalaman MUI akan dilaporkan laporan pada aparat.

"Tim masih jalan. Kita juga ke lapangan di Lampung dan (mencari tahu) teman-temannya dan kita meneliti juga track record dia. Nanti kita akan sampaikan, kalau ada perbedaan atau kesamaan, pada pihak-pihak yang terkait," kata kiai Cholil.

Diketahui bahwa seorang pria asal Lampung, Mustopa (60 tahun) datang ke kantor MUI pusat ada Selasa (2/5/2023). Ia meminta bertemu dengan ketua MUI. Pria itu kemudian mengeluarkan airsoft gun dan menembak pegawai keamanan MUI. Meski demikian, pelaku berhasil diamankan pengamanan dalam MUI. Meski tak berselang lama setelah peristiwa tersebut pelaku dinyatakan tewas oleh aparat kepolisian.

"Ada riwayat kuang beres (dari pelaku). Dia merasa jadi utusan Allah dan menjadi wakil nabi Muhammad. Itu jadi masalah. Lalu dia bisa pegang meskipun hanya airsoft gun, bisa belajar menembak, membelinya dan seterusnya itu menjadi kejanggalan, dan itu menjadi pelajaran kita untuk mengantisipasi," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement