Jumat 19 May 2023 20:32 WIB

Pangeran MBS Peluk Assad di Pertemuan Liga Arab 

MBS juga menyampaikan harapan terbaiknya bagi Suriah dan Assad.

Foto selebaran yang disediakan oleh Kantor Presiden Suriah menunjukkan Wakil Gubernur Wilayah Makkah Arab Saudi, Pangeran Badr bin Sultan bin Abdulaziz Al Saud (tengah) menyambut Presiden Suriah Bashar al-Assad (kiri) pada saat kedatangannya, pada malam KTT Liga Arab, di Bandara Internasional King Abdulaziz, di Jeddah, Arab Saudi, Kamis (18/5/2023).
Foto: EPA-EFE/SYRIAN PRESIDENT OFFICE HANDOUT
Foto selebaran yang disediakan oleh Kantor Presiden Suriah menunjukkan Wakil Gubernur Wilayah Makkah Arab Saudi, Pangeran Badr bin Sultan bin Abdulaziz Al Saud (tengah) menyambut Presiden Suriah Bashar al-Assad (kiri) pada saat kedatangannya, pada malam KTT Liga Arab, di Bandara Internasional King Abdulaziz, di Jeddah, Arab Saudi, Kamis (18/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Presiden Suriah Bashar al-Assad disambut hangat di arena pertemuan tahunan Liga Arab, Jeddah, Arab Saudi, Jumat (19/5/2023). Ia memperoleh pelukan dari Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) dalam pertemuan dengan para pemimpin Arab. 

Bertahun-tahun, para pemimpin Arab mengisolasi Assad menyusul perang saudara di Suriah. Liga Arab memutuskan memeluk kembali Suriah meski mendapatkan penentangan dari AS dan negara-negara Barat yang selama ini ingin menjatuhkan kepemimpinan Assad. 

Laman berita Reuters melaporkan,’’Pangeran MBS menjabat tangan Assad dan memeluknya sebelum pengambilan foto menjelang pertemuan Liga Arab.’’ MBS juga menyampaikan harapan terbaiknya bagi Suriah dan Assad. 

‘’Kami berharap kembalinya Suriah ke Liga Arab menuntun pada berakhirnya krisis,’’ ujar MBS  dalam pidatonya, setelah 12 tahun negara-negara Arab menangguhkan keanggotaan Suriah menyusul perang saudara yang menyebabkan 350 ribu orang kehilangan nyawa. 

Saudi telah memimpin langkah diplomatik mengesankan dalam beberapa tahun terakhir. Di antaranya rekonsiliasi dengan Iran, menyambut kembalinya Suriah ke dalam Liga Arab, dan memediasi konflik Sudan. 

Washington yang selama ini dikenal punya hubungan dengan Saudi, menentang normalisasi hubungan Saudi dengan Suriah. Mereka menegaskan, mesti ada solusi politik lebih dulu di Suriah sebelum melakukan normalisasi. 

‘’Amerik khawatir tapi kami (negara Teluk) hidup di kawasan ini. Kami berupaya memecahkan masalah kami sejauh kami mampu dengan kekuatan yang ada di tangan kami,’’ ungkap seorang sumber yang dekat dengan lingkaran pemerintahan. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement