Jumat 19 May 2023 22:09 WIB

Terlalu Sering Ganti Air Radiator dengan Air Keran, Ini Dampaknya

Kebiasaan mengisi radiator pakai air keran pengaruhi sistem pendingin kendaraan.

Red: Reiny Dwinanda
Radiator mobil. Kebiasan mengisi radiator dengan air keran atau mineral berpotensi memicu terjadinya karat pada sistem pendingin mesin.
Foto: Pixabay
Radiator mobil. Kebiasan mengisi radiator dengan air keran atau mineral berpotensi memicu terjadinya karat pada sistem pendingin mesin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengganti air radiator dengan air keran atau air mineral memang masih banyak dilakukan oleh pengguna kendaraan roda empat di Indonesia. Padahal, kebiasaan itu justru memberikan dampak yang tidak baik pada sistem pendingin kendaraan.

"Pada dasarnya, air memang memiliki transfer heat terbaik dalam menghantarkan panas. Namun, jika pemilik kendaraan hanya menggunakan air keran atau mineral, tentu akan berpotensi terjadi korosi (karat) pada sistem pendinginan mesin," kata Manager Promosi PT Autochem Industry Dhany Ekasaputra dalam keterangan resminya, Jumat (19/5/2023).

Baca Juga

Dhany menjelaskan, kendaraan perlu menggunakan radiator coolant yang memiliki aditif antikarat dan kandungan glycol di dalamnya. Menurut dia, merawat kendaraan bukan hanya sekadar mengecek kondisi pelumas saja.

Sebab, untuk kendaraan yang hadir di negara-negara tropis seperti di Indonesia, pemiliknya juga perlu melakukan pengecekan kondisi cairan pendingin atau radiator. Dengan rajin melakukan pengecekan radiator pada mobil, terjadinya overheat dapat diminimalkan.