Sabtu 20 May 2023 08:30 WIB

Ribuan Warga Suriah Protes Partisipasi Presiden Assad di KTT Liga Arab

Warga Suriah menentang normalisasi hubungan beberapa negara Arab dengan rezim Assad.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Reiny Dwinanda
Pada Jumat (19/5/2023), warga Suriah turun ke jalan kota Idlib untuk memprotes partisipasi Presiden Bashar al-Assad di KTT Liga Arab. Para demonstran menuntut Assad diadili, pemukiman kembali warga yang tergusur akibat perang, dan dilepaskannya tahanan dari pihak oposisi.
Foto: EPA-EFE/YAHYA NEMAH
Pada Jumat (19/5/2023), warga Suriah turun ke jalan kota Idlib untuk memprotes partisipasi Presiden Bashar al-Assad di KTT Liga Arab. Para demonstran menuntut Assad diadili, pemukiman kembali warga yang tergusur akibat perang, dan dilepaskannya tahanan dari pihak oposisi.

REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB -- Ribuan warga Suriah menggelar protes di seluruh negeri menentang normalisasi hubungan beberapa negara Arab dengan pemerintah Presiden Bashar al-Assad dan kembalinya negara itu ke Liga Arab. Protes digelar pada Jumat (19/5/2023) bertepatan dengan partisipasi Assad dalam KTT Liga Arab yang berlangsung di Arab Saudi, dan menandai kembalinya presiden Suriah ke pertemuan tersebut setelah 12 tahun.

Ribuan orang menggelar aksi protes di Idlib, al-Bab, Azaz, Jarabulus, dan Afrin, serta beberapa kota lainnya. Para pengunjuk rasa membawa kertas karton besar dengan tulisan, "Penjahat al-Assad tidak Pernah Mewakili Suriah". Demonstrasi juga berlangsung di enam kota di luar Suriah, yakni Wina (Austria), Amsterdam (Belanda), London (Inggris), Vaile, Stockholm (Swedia), dan Lyon (Prancis).

Baca Juga

"Kami berdemonstrasi hari ini untuk mengingatkan mereka yang berusaha menormalkan hubungan dengan rezim al-Assad bahwa Revolusi Besar Suriah dimulai secara spontan sebagai respons terhadap matinya internal yang kami alami di bawah rezim Assad," ujar Ibrahim Aboud, salah satu peserta dalam  demonstrasi dan seorang warga sipil yang terlantar dari Maarat al-Numan di Idlib utara, dilansir Aljazirah, Jumat (19/5/2023).

"Ketika kami pertama kali melakukan protes pada 2011, kami tidak meminta izin dari siapa pun, dan kami tidak mempertimbangkan lingkungan regional dan internasional di sekitar Suriah," ujar Aboud.

Aboud mengatakan, dia tidak bisa menerima langkah negara-negara Arab, secara politik, diplomatik, militer, atau ekonomi, untuk menormalkan hubungan dengan Saudi. Aboud menyatakan, Pemerintah telah membunuh, menggusur, dan memenjarakan jutaan warga Suriah selama 12 tahun.

"Kami bertekad untuk mencapai tujuan revolusi dan membebaskan Suriah dari rezim Assad dan penjahatnya," kata Aboud.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement