Sabtu 20 May 2023 10:15 WIB

Kecanduan Vape, Seorang Pria Kehilangan Fungsi Sebelah Paru-parunya

Vape membuat pria Amerika Serikat ini merasa seperti di ambang kematian.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Vape (ilustrasi). Mantan pecandu rokok dari Amerika Serikat, Jonathan Belcher, ingin meningkatkan kesadaran tentang potensi bahaya penggunaan vape sehingga tidak ada orang lain yang mengalami trauma yang sama.
Foto: www.freepik.com
Vape (ilustrasi). Mantan pecandu rokok dari Amerika Serikat, Jonathan Belcher, ingin meningkatkan kesadaran tentang potensi bahaya penggunaan vape sehingga tidak ada orang lain yang mengalami trauma yang sama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pria yang berprofesi sebagai perawat menyebut vape membuatnya seperti berada di ambang kematian. Ia harus menjalani operasi yang menyakitkan untuk mengangkat sebagian paru-parunya yang kolaps.

Pria bernama Jonathan Belcher itu sudah mulai merokok sejak usia 17 tahun. Dia mengembangkan kecanduan yang sangat parah, merokok 20 batang sehari.

Baca Juga

Bulan lalu, pria berusia 22 tahun itu terbangun dengan terengah-engah dan dengan rasa sakit yang luar biasa di bahu kirinya seperti "balon akan meletus". Dia mengatakan itu membuatnya merasa seperti sekarat.

Belcher yang ketakutan dibawa ke rumah sakit di mana dia menangis ketika dokter memberi tahu bahwa paru-paru kirinya berlubang. Udara yang terperangkap mulai menghancurkannya dan jantungnya sebagai bagian dari kondisi yang dikenal sebagai pneumotoraks.

Ahli bedah kemudian memasukkan tabung untuk mendorong udara keluar. Hanya saja, paru-parunya gagal sembuh secara alami. Dokter pun harus mengangkat paru bagian atas untuk menutup lubang.

Belcher yang mengeklaim bahwa dia sempat sekarat mengakui bahwa sekarang ia kesulitan tidur. Paru-parunya yang melemah juga membuatnya merasa mudah lelah, padahal hanya melakukan kegiatan sederhana seperti menerima panggilan telepon.

"Saya bangun dalam keadaan sekarat. Saya ketakutan, dan saya hanya tahu ada sesuatu yang salah tetapi saya tidak tahu apa. Rasanya bahu saya seperti balon yang akan meletus," ujar Belcher dari Virginia, Amerika Serikat, dilansir The Sun, Sabtu (20/5/2023).

Belcher benar-benar merasa sesak napas. Setiap kali menarik napas, ia merasakan bahunya semakin sakit. Perjalan ke rumah sakit sebetulnya hanya dua menit, tapi itu seperti dua menit terlama dan paling menakutkan dalam hidupnya.

"Saya benar-benar melihat kematian di depan mata saya. Saat mereka berkata, 'kamu bisa menelepon ibumu, paru-parumu telah rusak dan ini sangat parah', aku langsung menangis," papar Belcher.

Belcher mengatakan sang ibu berteriak di telepon karena dia sangat mengkhawatirkannya. Sekarang ia telah pulih, dan berjanji untuk tidak pernah menyentuh vape lagi. Dalam rekam medisnya, tertulis bahwa ia mengalami ketegangan spontan di dada akibat vaping.

"Seluruh pengalaman itu menakutkan, menyakitkan, dan sangat buruk, sehingga saya tidak akan pernah menyentuh alat yang menghasilkan asap lagi," kata Belcher.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement