REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan program yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI sebagai bagian dari upaya menciptakan SDM vokasi berkualitas dan unggul yang tertuang pada Peraturan Presiden (Perpres) No. 68 Tahun 2022.
Didukung secara penuh oleh Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi RI, terdiri dari Yayasan Bakti Barito, iForte, Indofood, Sinar Mas, Agung Sedayu, Wings, Ciliandra, Garudafood, dan Triputra Agro Persada, Yayasan Sinar Utama Nusantara (Yayasan SUN) meningkatkan kompetensi siswa SMK melalui pengembangan materi pelatihan hard skill dan soft skill, modul pembelajaran, peralatan laboratorium praktik, hingga Teaching Factory (TEFA).
Solar Technician Program merupakan pengembangan kapasitas sumber daya manusia bagi 30 siswa dan 6 guru SMKN 2 Kendal yang dilakukan oleh Yayasan SUN ini merupakan hasil kolaborasi dengan SUN Energy dan SUN Terra dengan tujuan untuk mencetak lulusan SMK siap kerja dengan kompetensi keahlian sesuai standar yang dibutuhkan oleh industri, khususnya energi surya.
Pelatihan diberikan secara intensif selama 6 bulan melalui daring dan luring, serta pemberian bahan ajar di dalam kelas maupun praktik lapangan. Implementasi Program Revitalisasi SMK juga termasuk dengan pengadaan sistem energi surya berkapasitas 12 kWp serta stasiun pengisian daya ‘Chargee’, dan peralatan penunjang praktik instalasi sistem energi surya.
“Kami berharap lulusan dari pelatihan ini memiliki kemampuan kewirausahaan di bidang energi surya sehingga ke depannya mampu mendukung kebutuhan SDM di energi surya baik di wilayah Kendal maupun sekitarnya. Selain itu program ini juga bertujuan untuk mencetak siswa SMK berwirausaha, khusus bagi SMKN 2 Kendal ini kemampuan yang dikembangkan di bidang energi surya,” ujar Agustina Tutik, perwakilan dari Konsorsium Pengusaha Peduli Vokasi, dalam acara seremonial kelulusan Solar Technician Program siswa SMKN 2 Kendal, dalam siaran pers, Ahad (21/5/2023).
Kualitas SDM yang memiliki daya saing kian dibutuhkan bersamaan dengan pertumbuhan industri energi surya di Indonesia. Sebagai salah satu jenis industri yang baru mengalami pertumbuhan, industri energi baru terbarukan (EBT) masih berhadapan dengan pemenuhan SDM dengan kualitas unggul dan mumpuni.
“Ini merupakan kesempatan kedua kami untuk mengembangkan keahlian siswa SMK di Indonesia. Tahun lalu kami meluluskan 131 siswa SMK di wilayah Kudus dan di tahun ini sudah 30 siswa dan 6 orang guru berhasil menempuh pelatihan Solar Technician Program, melalui pengembangan modul pelatihan sekaligus pengadaan sistem energi surya. Sebagai inisiator dalam sebuah program edukasi berbasis kompetensi dan kewirausahaan, Yayasan SUN optimis untuk terus meningkatkan kompetensi anak muda Indonesia serta mencetak siswa SDM yang unggul berdaya saing tinggi,” jelas Anggita Pradipta, Head of Program Yayasan SUN.
Turut hadir Arif Nugroho selaku Kasubag SMK Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah 13 Provinsi Jateng yang juga berharap para siswa SMK dapat berprestasi di tingkat nasional dan internasional khususnya dalam bidang industri energi surya. “Dukungan metode pembelajaran berbasis praktikum pada Solar Technician program menjadi program unggulan tersendiri bagi siswa/i dan guru untuk mempelajari sebuah industri EBT yang saat ini tengah berkembang pesat. Semoga melalui program ini mampu mencetak tenaga kerja terampil yang dapat diserap sesuai kebutuhan industri,” katanya.