REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Emiten sawit milik konglomerat TP Rachmat yaitu PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) memutuskan akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 38 per saham atau Rp 754,39 miliar pada 16 Juni 2023.
Presiden Direktur TAPG Tjandra Karya Hermanto menyampaikan dividen yang akan dibayarkan oleh perseroan merefleksikan Dividend Payout Ratio (DPR) sebesar 25 persen, sebagaimana keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BE), Jakarta, dilansir //Antara, akhir pekan ini.
"Kami akan membayar dividen setidaknya sebulan setelah RUPST," ujar Tjandra.
Ia menjelaskan dividen tunai akan dibagikan kepada para pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) atau recording date pada 29 Mei 2023, dan/ atau kuasa pemegang saham perseroan pada sub rekening efek KSEI pada penutupan perdagangan pada 29 Mei 2023.
Pada 2023 ini, perusahaan masih optimistis dengan industri perkebunan dan pengolahan sawit, yang mana produksi kelapa sawit TAPG akan tetap meningkat. Hal itu ditopan usia tanaman yang berada pada periode puncak.
"Kami masih optimis dengan 2023 karena harga jual masih bertahan di current level, kenaikan produktivitas perusahaan anak dan control cost maka diharapkan TAPG tetap memberikan hasil yang baik," ujar Tjandra.
Majalah Forbes melalui The Real-Time Billionaires pada Februari lalu melaporkan, pendiri Grup Triputra yaitu Theodore Permadi (TP) Rachmat merupakan orang terkaya urutan ke-11 di Indonesia, dengan kekayaan mencapai 3,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 46,12 triliun.
Sementara itu, Triputra Agro Persada mencatatkan pendapatan yang mencapai Rp 9,34 triliun sepanjang tahun 2022, atau meningkat 48,86 persen year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.
Perseroan mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang meningkat 157,21 persen (yoy) menjadi Rp 2,98 triliun pada 2022, dari sebelumnya Rp 1,15 triliun pada 2021.
Dari sisi aset, TAPG mencatatkan total aset senilai Rp 14,53 triliun pada akhir Desember 2022, atau meningkat dari sebelumnya Rp 12,45 triliun pada akhir Desember 2021.
Liabilitas menurun menjadi Rp 4,11 triliun pada akhir 2022, dari sebelumnya Rp 4,65 triliun, sedangkan, ekuitas meningkat menjadi Rp 10,41 triliun pada akhir 2022, dari sebelumnya Rp 7,8 triliun pada Desember 2021.