REPUBLIKA.CO.ID, HIROSHIMA -- Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol pada Ahad (21/5/2023) berdoa bersama di sebuah monumen peringatan untuk para korban bom atom Korea 1945 di Hiroshima. Doa bersama ini berlangsung sela-sela KTT Kelompok Tujuh (G7), ketika kedua pemimpin melanjutkan upaya untuk memperbaiki hubungan oleh perselisihan dari kebrutalan masa perang Jepang.
Yoon dan Kishida yang ditemani masing-masing ibu negara berdiri di depan tugu peringatan bom atom Hiroshima. Mereka meletakkan karangan bunga putih dan menundukkan kepala untuk memberikan penghormatan kepada puluhan ribu warga Korea yang tewas dalam serangan 78 tahun lalu.
Yoon adalah pemimpin Korea Selatan pertama yang mengunjungi tugu peringatan tersebut. Hal ini menggarisbawahi mencairnya hubungan Korea Selatan dan Jepang. Yoon memuji perdana menteri Jepang atas tekad tulusnya dalam meningkatkan hubungan.
"Kunjungan para pemimpin ke tugu peringatan Korea sangat penting bagi hubungan Jepang-Korea Selatan dan untuk berdoa bagi perdamaian global,” kata Kishida.
Kishida akan mengawal Yoon dan para pemimpin negara tamu lainnya pada Ahad malam untuk mengunjungi museum bom atom yang didedikasikan untuk para korban dan berdoa di cenotaph utama di Peace Memorial Park. Ini merupakan fokus Kishida dalam KTT G7, di tengah upaya diauntuk menekankan perlucutan senjata nuklir dan non-proliferasi.
Hubungan Jepang dan Korea Selatan telah mencair sejak Maret, ketika pemerintah Yoon mengumumkan dana lokal untuk mengkompensasi beberapa mantan buruh. Tokyo dan Seoul sama-sama merasakan urgensi untuk meningkatkan hubungan di tengah meningkatnya ancaman keamanan di wilayah tersebut.
Kishida dan Yoon akan bergabung dengan Presiden AS Joe Biden pada Ahad malam untuk membicarakan upaya memperdalam kerja sama keamanan lebih lanjut, termasuk cara memperkuat pencegahan nuklir AS terhadap dua sekutu utamanya di wilayah tersebut. Kishida dan Yoon bertemu dalam pertemuan puncak berturut-turut di Tokyo dan Seoul dalam beberapa bulan terakhir. Pertemuan ini bertujuan untuk menyelesaikan perselisihan kedua negara atas sejarah masa lalu.
Sekitar 20.000 warga etnis Korea di Hiroshima diyakini tewas dalam serangan nuklir pertama. Kota itu merupakan pusat militer masa perang. Banyak pekerja Korea yang bekerja di Hiroshima, termasuk mereka yang dipaksa bekerja di tambang dan pabrik di bawah penjajahan Jepang di Semenanjung Korea dari 1910 hingga 1945.
Bom atom AS pertama diluncurkan pada 6 Agustus 1945, dan menewaskan 140.000 orang di Hiroshima. Serangan bom atom kedua meletus di Nagasaki di tiga hari kemudian dan menewaskan 70.000 lainnya. Jepang menyerah pada 15 Agustus, dan mengakhiri upaya selama hampir setengah abad untuk menaklukkan Asia.