Ahad 21 May 2023 13:25 WIB

In Picture: Jogja Cross Culture 2023 Kembali Digelar di Malioboro

Pada Jogja Cross Culture 2023 yang kelima ini mengusung tema Tayang, Teteh, Tutug. .

Rep: Wihdan Hidayat/ Red: Mohamad Amin Madani

Penampilan pelajar bertema mandarin saat Jogja Cross Culture (JCC) 2023 di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (20/5/2023) malam. Pada JCC yang kelima ini mengusung tema Tayang, Teteh, Tutug. Berbagai aksi Ansamble perkusi hasil kolaborasi para seniman perkusi, suara dan pencahayaan, dan pelaku seni budaya dari 14 kecamatan di Kota Yogyakarta. Selain itu, juga dimeriahkan oleh penampilan seniman dari Pacitan dan Semarang. JCC juga memanfaatkan Malioboro sebagai ruang publik serta ruang budaya untuk mengekspresikan keragaman budaya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Jogja Cross Culture (JCC) 2023 di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (20/5/2023) malam. Pada JCC yang kelima ini mengusung tema Tayang, Teteh, Tutug. Berbagai aksi Ansamble perkusi hasil kolaborasi para seniman perkusi, suara dan pencahayaan, dan pelaku seni budaya dari 14 kecamatan di Kota Yogyakarta. Selain itu, juga dimeriahkan oleh penampilan seniman dari Pacitan dan Semarang. JCC juga memanfaatkan Malioboro sebagai ruang publik serta ruang budaya untuk mengekspresikan keragaman budaya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Penari kolosal dari 14 kecamatan atau kemantren Kota Yogyakarta tampil saat Jogja Cross Culture (JCC) 2023 di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (20/5/2023) malam. Pada JCC yang kelima ini mengusung tema Tayang, Teteh, Tutug. Berbagai aksi Ansamble perkusi hasil kolaborasi para seniman perkusi, suara dan pencahayaan, dan pelaku seni budaya dari 14 kecamatan di Kota Yogyakarta. Selain itu, juga dimeriahkan oleh penampilan seniman dari Pacitan dan Semarang. JCC juga memanfaatkan Malioboro sebagai ruang publik serta ruang budaya untuk mengekspresikan keragaman budaya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pernak-pernik penari kolosal dari 14 kecamatan atau kemantren Kota Yogyakarta tampil saat Jogja Cross Culture (JCC) 2023 di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (20/5/2023) malam. Pada JCC yang kelima ini mengusung tema Tayang, Teteh, Tutug. Berbagai aksi Ansamble perkusi hasil kolaborasi para seniman perkusi, suara dan pencahayaan, dan pelaku seni budaya dari 14 kecamatan di Kota Yogyakarta. Selain itu, juga dimeriahkan oleh penampilan seniman dari Pacitan dan Semarang. JCC juga memanfaatkan Malioboro sebagai ruang publik serta ruang budaya untuk mengekspresikan keragaman budaya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Penari kolosal dari 14 kecamatan atau kemantren Kota Yogyakarta tampil saat Jogja Cross Culture (JCC) 2023 di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (20/5/2023) malam. Pada JCC yang kelima ini mengusung tema Tayang, Teteh, Tutug. Berbagai aksi Ansamble perkusi hasil kolaborasi para seniman perkusi, suara dan pencahayaan, dan pelaku seni budaya dari 14 kecamatan di Kota Yogyakarta. Selain itu, juga dimeriahkan oleh penampilan seniman dari Pacitan dan Semarang. JCC juga memanfaatkan Malioboro sebagai ruang publik serta ruang budaya untuk mengekspresikan keragaman budaya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Penari kolosal dari 14 ecamatan atau kemantren Kota Yogyakarta tampil saat Jogja Cross Culture (JCC) 2023 di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (20/5/2023) malam. Pada JCC yang kelima ini mengusung tema Tayang, Teteh, Tutug. Berbagai aksi Ansamble perkusi hasil kolaborasi para seniman perkusi, suara dan pencahayaan, dan pelaku seni budaya dari 14 kecamatan di Kota Yogyakarta. Selain itu, juga dimeriahkan oleh penampilan seniman dari Pacitan dan Semarang. JCC juga memanfaatkan Malioboro sebagai ruang publik serta ruang budaya untuk mengekspresikan keragaman budaya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Penampilan pelajar bertema mandarin saat Jogja Cross Culture (JCC) 2023 di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (20/5/2023) malam. Pada JCC yang kelima ini mengusung tema Tayang, Teteh, Tutug. Berbagai aksi Ansamble perkusi hasil kolaborasi para seniman perkusi, suara dan pencahayaan, dan pelaku seni budaya dari 14 kecamatan di Kota Yogyakarta. Selain itu, juga dimeriahkan oleh penampilan seniman dari Pacitan dan Semarang. JCC juga memanfaatkan Malioboro sebagai ruang publik serta ruang budaya untuk mengekspresikan keragaman budaya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Penampilan penari dari Pacitan saat Jogja Cross Culture (JCC) 2023 di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (20/5/2023) malam. Pada JCC yang kelima ini mengusung tema Tayang, Teteh, Tutug. Berbagai aksi Ansamble perkusi hasil kolaborasi para seniman perkusi, suara dan pencahayaan, dan pelaku seni budaya dari 14 kecamatan di Kota Yogyakarta. Selain itu, juga dimeriahkan oleh penampilan seniman dari Pacitan dan Semarang. JCC juga memanfaatkan Malioboro sebagai ruang publik serta ruang budaya untuk mengekspresikan keragaman budaya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Penampilan penari dari Pacitan saat Jogja Cross Culture (JCC) 2023 di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (20/5/2023) malam. Pada JCC yang kelima ini mengusung tema Tayang, Teteh, Tutug. Berbagai aksi Ansamble perkusi hasil kolaborasi para seniman perkusi, suara dan pencahayaan, dan pelaku seni budaya dari 14 kecamatan di Kota Yogyakarta. Selain itu, juga dimeriahkan oleh penampilan seniman dari Pacitan dan Semarang. JCC juga memanfaatkan Malioboro sebagai ruang publik serta ruang budaya untuk mengekspresikan keragaman budaya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Penari kolosal dari 14 kecamatan atau kemantren Kota Yogyakarta tampil saat Jogja Cross Culture (JCC) 2023 di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (20/5/2023) malam. Pada JCC yang kelima ini mengusung tema Tayang, Teteh, Tutug. Berbagai aksi Ansamble perkusi hasil kolaborasi para seniman perkusi, suara dan pencahayaan, dan pelaku seni budaya dari 14 kecamatan di Kota Yogyakarta. Selain itu, juga dimeriahkan oleh penampilan seniman dari Pacitan dan Semarang. JCC juga memanfaatkan Malioboro sebagai ruang publik serta ruang budaya untuk mengekspresikan keragaman budaya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Penari kolosal dari 14 kecamatan atau kemantren Kota Yogyakarta tampil saat Jogja Cross Culture (JCC) 2023 di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (20/5/2023) malam. Pada JCC yang kelima ini mengusung tema Tayang, Teteh, Tutug. Berbagai aksi Ansamble perkusi hasil kolaborasi para seniman perkusi, suara dan pencahayaan, dan pelaku seni budaya dari 14 kecamatan di Kota Yogyakarta. Selain itu, juga dimeriahkan oleh penampilan seniman dari Pacitan dan Semarang. JCC juga memanfaatkan Malioboro sebagai ruang publik serta ruang budaya untuk mengekspresikan keragaman budaya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

inline

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Jogja Cross Culture (JCC) 2023 di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (20/5/2023) malam.

Pada JCC yang kelima ini mengusung tema Tayang, Teteh, Tutug. Berbagai aksi Ansamble perkusi hasil kolaborasi para seniman perkusi, suara dan pencahayaan, dan pelaku seni budaya dari 14 kecamatan di Kota Yogyakarta. Selain itu, juga dimeriahkan oleh penampilan seniman dari Pacitan dan Semarang. JCC juga memanfaatkan Malioboro sebagai ruang publik serta ruang budaya untuk mengekspresikan keragaman budaya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement