REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah berpendapat target pemerintah soal pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,3 persen hingga 5,9 persen pada 2024 dapat diwujudkan.
"Menurut saya, target 5,3 persen hingga 5,7 persen adalah target yang realistis, apabila diikuti dengan kebijakan-kebijakan yang tepat," kata Piter di Jakarta.
Bahkan, lanjut Piter, ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh di atas enam persen. Hal itu disebabkan Indonesia tidak bergantung kepada kondisi global yang masih berisiko tinggi karena sisa dampak pandemi dan gejolak perang Ukraina-Rusia.
Di sisi lain, Indonesia juga mempunyai peluang dari sisi pasar dalam negeri. Menurut Piter, pasar dalam negeri memiliki potensi yang bisa dioptimalkan oleh negara.
Namun, Piter mengatakan perlu adanya kebijakan yang tepat sasaran untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Dia menyarankan pemerintah untuk mempersiapkan kebijakan yang mampu mereformasi struktur perekonomian, khususnya terkait sistem keuangan.
Ekonom itu menjelaskan suku bunga perbankan yang tinggi dan sulit turun merupakan anomali sistem keuangan yang menghambat investasi. Anomali lain yang juga perlu menjadi perhatian adalah tindakan korupsi yang menciptakan ekonomi biaya tinggi (high cost economy).
"Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang maksimal, dibutuhkan kebijakan yang tepat," ujar Piter.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,3 persen hingga 5,9 persen pada 2024. Hal itu ia sampaikan pada Rapat Paripurna DPR RI terkait penyampaian Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKR) Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024 di Jakarta.
Penetapan target tersebut disusun berdasarkan fenomena guncangan besar perekonomian global serta tensi geopolitik global yang terus berlarut. Pertimbangan lainnya adalah kondisi perekonomian dalam negeri yang saat ini cenderung dalam kondisi stabil.