REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia memasukkan 500 warga Amerika Serikat (AS) termasuk mantan presiden Barack Obama dalam daftar hitam. Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, keputusan tersebut dibuat sebagai tanggapan atas paket sanksi baru anti-Rusia, yang diumumkan oleh Gedung Putih pada 19 Mei.
“Menanggapi sanksi anti-Rusia, yang diperkenalkan oleh pemerintahan (Presiden) Joe Biden, yang dirancang untuk menyebabkan kerusakan maksimum pada Rusia, yang secara pribadi memengaruhi pejabat dan warga negara biasa di negara kita. Sebagai tindakan balasan, masuknya ke Federasi Rusia ditutup untuk 500 orang Amerika," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia, dilaporkan Anadolu Agency, Sabtu (20/5/2023).
Kementerian Luar Negeri Rusia mencatat bahwa daftar larangan mencakup kepala berbagai tingkat kekuasaan eksekutif, mantan pejabat, anggota parlemen yang dipilih untuk pertama kalinya pada November 2022, tokoh masyarakat, dan kepala perusahaan yang memasok senjata ke Ukraina. Selain itu, Moskow juga memasukkan orang-orang di pemerintahan dan lembaga penegak hukum yang terlibat langsung dalam penganiayaan terhadap para pembangkang setelah serangan di Capitol.
Layanan diplomatik juga mengumumkan bahwa mereka menolak permintaan Kedutaan Besar AS di Moskow untuk mengunjungi jurnalis Evan Gershkovich, yang ditangkap atas tuduhan spionase. Hal ini sebagai tanggapan atas keputusan Washington yang menolak aplikasi visa AS untuk jurnalis Rusia, yang perangkat bersama Menteri Sergey Lavrov selama perjalanannya ke markas besar PBB pada April.