Ahad 21 May 2023 16:34 WIB

Hingga Akhir 2022, Ekspor CPO ke Uni Eropa Hanya ke Tiga Negara

Pada kuartal I 2023, penurunan ekspor CPO berimbas pada turunnya ekspor nonmigas.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Fuji Pratiwi
Tampilan dekat buah sawit yang baru dipanen di perkebunan sawit di Deli Serdang, Sumatra Utara, Indonesia, 23 Mei 2022. Berdasarkan data Badan Pusat Stastistik (BPS), hingga Desember 2022 hanya tiga negara Uni Eropa yang menjadi tujuan ekspor CPO dari Indonesia yakni Belanda, Italia, dan Spanyol.
Foto: EPA-EFE/DEDI SINUHAJI
Tampilan dekat buah sawit yang baru dipanen di perkebunan sawit di Deli Serdang, Sumatra Utara, Indonesia, 23 Mei 2022. Berdasarkan data Badan Pusat Stastistik (BPS), hingga Desember 2022 hanya tiga negara Uni Eropa yang menjadi tujuan ekspor CPO dari Indonesia yakni Belanda, Italia, dan Spanyol.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Indonesia ke Uni Eropa pada 2022 turun 23 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data Badan Pusat Stastistik (BPS), hingga Desember 2022 hanya tiga negara Uni Eropa yang menjadi tujuan ekspor CPO dari Indonesia yakni Belanda, Italia, dan Spanyol.

Pada 2022, Belanda mengekspor 529, 4 ribu ton CPO dengn nominal sebesar 683,2 juta dolar AS. Sementara Spanyol mengekspor sebanyak 629,7 ribu ton CPO dengan nominal sebesar 670,6 juta dolar AS. Kemudian Italia mengekspor 595,7 ribu ton CPO dengan nominal sebesar 659,2 juta dolar AS.

Baca Juga

Selama Januari-Maret 2023, ekspor nonmigas Indonesia menurut sektor industri pengolahan menurun 5,40 persen dibanding 2022. Penurunan ekspor nonmigas disumbang oleh menurunnya ekspor minyak sawit.

Sebelumnya, 27 negara anggota UE secara resmi mengadopsi aturan baru yang diklaim akan membantu blok tersebut mengurangi kontribusinya terhadap deforestasi global. Aturan itu mengatur perdagangan serangkaian produk yang mendorong penurunan kawasan hutan di seluruh dunia.

Di bawah undang-undang tersebut, perusahaan yang memperdagangkan minyak sawit, ternak, kayu, kopi, kakao, karet, dan kedelai perlu melakukan verifikasi barang yang mereka jual di UE. Verifikasi itu memastikan, berbagai komoditas itu tidak menyebabkan deforestasi dan degradasi hutan di mana pun di dunia sejak 2021.

Menurut World Resource Institute, kawasan hutan seluas 10 lapangan sepak bola menghilang di dunia setiap menit. Uni Eropa mengatakan, tanpa peraturan baru tersebut, perlu ada pertanggungjawaban atas hilangnya 248 ribu hektare atau 612 ribu hektare deforestasi per tahun.

"Diimplementasikan secara efektif, undang-undang itu dapat secara signifikan mengurangi emisi rumah kaca yang dihasilkan dari pembukaan hutan tropis untuk makanan dan komoditas lainnya,” ujar Direktur Regional Institut Sumber Daya Dunia untuk Eropa Stientje van Veldhoven, seperti dilansir AP News, Sabtu (20/5/2023).

Undang-undang tersebut, lanjutnya, bisa membantu melindungi keanekaragaman hayati dan sumber daya air yang kritis di hutan hujan tropis. Undang-undang akan memaksa perusahaan menunjukkan barang yang mereka impor mematuhi aturan di negara asal. Termasuk tentang hak asasi manusia dan perlindungan masyarakat adat.

Pemberlakuan undang-undang baru soal deforestasi itu dilakukan pada awal pekan ini. UU bernama EU Deforestation Regulation (EUDR) tersebut sebenarnya sudah disetujui sejak April namun resmi berlaku 16 Mei 2023 mendatang.

Adanya undang-undang itu membuat seluruh komoditas andalan Indonesia akan dilarang masuk ke negara anggota UE jika tidak lolos uni deforestasi. Kecuali daging sapi dan kedelai, serta berbagai produk lainnya. Pada neraca perdagangan Indonesia 2022, ekspor minyak sawit dan produk turunannya, termasuk kulit dan produk turunannya, lalu karet, kopi, dan kakao menghasilkan 6,5 miliar dolar AS.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement