Senin 22 May 2023 07:23 WIB

Sembilan Obat Kesombongan dan Egoisme

Kesombongan membuat orang merasa dirinya benar.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Sembilan Obat Kesombongan dan Egoisme. Foto:  sombong,angkuh,menang sendiri  (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sembilan Obat Kesombongan dan Egoisme. Foto: sombong,angkuh,menang sendiri (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika sifat kesombongan dan egoisme tertanam dalam jiwa seseorang hingga ia menganggap dirinya benar dan orang yang berseberangan dengannya keliru, akan timbul perselisihan dan persaingan sebagai ganti dari ikatan persatuan dan cinta. Saat itulah ia kehilangan keikhlasan dan amal kebajikannya runtuh.

Demikian disampaikan ulama dan cendikiawan asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi (1878-1960 M)  dalam kitabnya yang berjudul berjudul Al-Lamaat terbitan Risalah Nur Press. Menurut dia, obat satu-satunya untuk kasus ini dan untuk menghindari timbulnya akibat yang kurang menyenangkan itu ada sembilan perkara, yaitu:

Baca Juga

1. Bertindak secara positif yang membangun, yaitu bertindak berdasarkan manhaj masing-masing tanpa berpikir untuk memusuhi dan meremehkan orang lain. Dengan kata lain, seorang mukmin hendaknya tidak sibuk memikirkan kekurangan orang lain.

2. Mencari berbagai ikatan persatuan yang dapat mengikat berbagai aliran dalam tubuh umat Islam―apa pun bentuknya―di mana ikatan itu menjadi sumber cinta kasih serta sarana persaudaraan dan kesepahaman di antara berbagai aliran hingga akhirnya mereka bersatu.

3. Menjadikan prinsip keadilan sebagai petunjuk dan pedoman. Artinya, setiap orang yang menempuh jalan (dakwah) yang benar berhak mengatakan, “Sesungguhnya jalanku benar, lebih utama, dan lebih bagus,” tanpa mencampuri manhaj orang lain. Namun, ia tidak boleh mengatakan, “Yang benar hanyalah jalan yang kutempuh”, atau “Sesungguhnya kebaikan dan keindahan hanya terdapat pada manhajku,” yang mengisyaratkan kekeliruan manhaj yang ditempuh orang lain.

4. Menyadari bahwa bersatu dengan ahlul haq adalah salah satu cara untuk mendapat taufik Ilahi dan salah satu sumber kemuliaan Islam.

5. Menjaga kebenaran dan keadilan dengan membentuk sosok maknawi (kepribadian kolektif). Yaitu dengan cara bersatu dengan ahlul haq untuk menghadapi kaum sesat dan batil yang menyerang ahlul haq secara kolektif dalam bentuk kelompok. Selanjutnya, menyadari bahwa sekuat apa pun pertahanan personal, pasti akan kalah oleh serangan kolektif dari kaum sesat. 

6. Melindungi kebenaran dari serangan kebatilan, dangan cara-cara pada nomor 7-9:

7. Meninggalkan keinginan nafsu dan sifat egois.

8. Meninggalkan kemuliaan dan harga diri yang disalahpahami. 

9. Meninggalkan perasaan yang bisa menimbulkan kedengkian dan persaingan.

"Dengan sembilan poin tersebut, keikhlasan dapat diraih dan manusia itu sendiri dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan dalam bentuk yang semestinya," kata Said Nursi dalam buku Al-Lama'at halaman 290-291.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement