Senin 22 May 2023 07:37 WIB

Peternak Kabupaten Semarang Diminta tidak Jual Produksi Telur ke Luar Daerah

Hal tersebut untuk menjaga pasokan dan permintaan di masyarakat.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
 Peternak ayam petelur di Dusun Gebug, Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, sedang beraktivitas di dalam kandang battery atau kandang produksi ayam petelur yang dikelolanya.
Foto: Bowo Pribadi
Peternak ayam petelur di Dusun Gebug, Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, sedang beraktivitas di dalam kandang battery atau kandang produksi ayam petelur yang dikelolanya.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Di tengah penurunan produksi telur ayam di kandang dan harga di pasaran yang masih mahal, para peternak ayam petelur di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, diminta tidak menjual hasil produksi mereka ke luar daerah.

Dengan cara ini diharapkan akan bisa membantu menekan harga telur ayam di tingkat konsumen, karena kebutuhan telur ayam di wilayah setempat dapat terpenuhi para peternak ayam petelur lokal.

"Terlebih, permintaan sedang meningkat karena banyak masyarakat menggelar hajatan," kata Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, Wigati Sunu, Senin (22/5/2023).

Ia menjelaskan, saat ini produksi telur ayam di kandang belum dapat normal kembali, setelah populasi ayam berkurang akibat umumnya peternakan melakukan afkir ayam yang tidak produktif di kandang produksi.

Di sisi lain, permintaan telur ayam dari masyarakat juga sedang mengalami peningkatan. Sebab, mulai banyak warga yang menggelar hajatan, tasyakuran maupun aktivitas yang kembali normal setelah libur panjang.

Oleh karena itu, Dispertanikap meminta para peternak ayam petelur di Kabupaten Semarang menahan penjualan telur hasil produksinya ke luar daerah untuk menjaga pasokan dan  permintaan di masyarakat.

Sunu juga menjelaskan, data produksi telur ayam di Kabupaten Semarang untuk saat ini mencapai 957.321 kilogram per bulan atau jika dirata-rata produksi mencapai kisaran 31.910 kg per hari.

Ia juga mengharapkan, panen raya jagung yang akan berlangsung pada Juni hingga awal Juli 2023 nanti, akan mampu membantu mengintervensi penurunan harga telur ayam, dari sisi mahalnya harga pakan ternak.

Karena ketersediaan jagung sebagai raw material pakan ternak ayam akan kembali melimpah. Sebab berdasarkan data tanam di Kabupaten Semarang per Maret 2023, panen raya jagung di daerahnya mencapai total 1.225 hektare.

Dengan rata-rata produktivitas jagung yang mencapai kisaran 55 kuintal per hektare, maka total produksi pada panen raya pada Juni dan Juli nanti menghasilkan total 6.737,5 ton jagung.

“Kalau nanti jagung sudah panen raya dan melimpah, dimungkinkan harga pakan ternak ayam juga akan terpengaruh (turun) dan harapannya secara psikologis harga telur ayam juga akan turun kembali pada harga normal," tegas dia.

Sebagaimana diketahui, harga telur ayam di tingkat konsumen di Kabupaten Semarang mencapai Rp 30.500 hingga Rp 31.000 per kg. Harga tertinggi Rp 32 ribu per kg juga masih terpantau pada akhir pekan kemarin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement