REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- RM (42 tahun), pelaku pembuat video asusila di kebun teh Ciwidey, Kabupaten Bandung, mengaku meraup untung Rp 5 juta dari video-video asusila yang dijual di media sosial. Satu video dijual di harga Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu.
"Totalnya di bawah Rp 5 juta," ujarnya saat ditanya oleh Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo di Mapolresta Bandung, Senin (22/5/2023).
Dia mengaku, membuat video asusila dengan pemeran istrinya pada Juni 2022 lalu. Video-video itu dijual selang satu bulan kemudian, yaitu Juli tahun 2022 lalu.
Pada awal membuat video, RM mengaku tidak memiliki niat untuk diperjualbelikan di media sosial. Namun, karena tidak memiliki penghasilan, akhirnya dia menjual video-video itu.
"Awalnya iseng-iseng aja. Namun, karena nggak ada penghasilan dan buat kebutuhan sehari-hari," katanya.
RM mengaku, memperjualbelikan video-video tersebut tanpa sepengetahuan istrinya. Ia mengatakan, istrinya baru mengetahui video itu saat viral di media sosial.
"Saya jual Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu sekitar 2-3 bulan," katanya.
Sebelumnya, sebuah foto yang diambil dari rekaman video berisi perilaku asusila dari seorang wanita diduga di kebun teh Ciwidey, Kabupaten Bandung viral di media sosial Twitter dan Facebook, Rabu (3/5/2023). Wanita berhijab itu tengah memperlihatkan bagian intimnya.
Di belakang wanita itu terdapat hamparan kebun teh yang diduga merupakan kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung.
Warganet khususnya dari Kabupaten Bandung geger seusai beredarnya foto asusila itu. Mereka pun menduga-duga video tersebut berasal dari wilayah Kabupaten Bandung.