REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpartisipasi dalam Sesi ke-8 KTT G7 Outreach yang digelar di Hiroshima, Jepang, Ahad (21/5/2023). Pada kesempatan itu, Jokowi menyoroti meruncingnya rivalitas dan perang yang masih terjadi di mana-mana.
“Di dalam sesi ini (KTT G7 Outreach), Bapak Presiden menyampaikan antara lain: Pertama, Presiden melihat bahwa semua pemimpin dunia sepakat untuk menjadikan dunia damai. Namun, kenyataannya, situasi justru berbeda; distrust semakin tebal, rivalitas semakin meruncing, perang dan konflik masih terjadi di mana-mana,” ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam keterangannya yang dirilis Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Senin (22/5/2023).
Hal kedua yang disampaikan Jokowi adalah tentang kebersamaan negara-negara besar G-20 saat KTT G-20 dihelat di Bali pada November tahun lalu. “Ini adalah hal yang sangat menggembirakan dan sudah seharusnya dijadikan modal untuk menangani masalah-masalah dunia,” ujar Menlu Retno.
Dalam KTT G-7 Outreach Jokowi turut menyampaikan bahwa para pemimpin harus memiliki keberanian dan kemauan melakukan revolusi besar. Hal itu guna membawa perubahan dan perbaikan agar perang dapat dihentikan. Sebab pada akhirnya rakyat selalu menjadi korban dalam konflik.
“Di sesi kedelapan (KTT G-7 Outreach), sebagai penutup Presiden menegaskan bahwa perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran adalah tanggung jawab serta tujuan utama kita. Presiden mengajak semua pemimpin secara bersama melakukan perubahan untuk menciptakan perdamaian,” kata Menlu Retno.
Di sela-sela KTT G-7 di Hiroshima pada Ahad lalu, Jokowi sempat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Pada kesempatan itu Jokowi menyampaikan bahwa dia terus mengikuti perkembangan situasi di Ukraina. “Turut berduka atas korban yang terus berjatuhan,” ujar Jokowi kepada Zelensky.
Di hadapan Zelensky, Jokowi menekankan, Indonesia terus mendukung upaya perdamaian di Ukraina. “Indonesia siap jadi jembatan perdamaian antara Ukraina dan Rusia,” katanya.
Sementara, Zelensky mengapresiasi peran Indonesia yang terus mengupayakan perdamaian di Ukraina. Zelensky juga sempat mengungkit tentang kunjungan Jokowi ke Ukraina pada Juni tahun lalu. “Saya ingat kedatangan Yang Mulia termasuk yang pertama ke Ukraina. Terima kasih dan kami akan selalu ingat,” kata Zelensky.
Jokowi dan Zelensky juga sempat membahas mengenai masalah pangan. Jokowi menyatakan dukungannya terhadap perpanjangan kesepakatan koridor gandum Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative (BSGI).
“Saya sambut perpanjangan BSGI selama dua bulan. Ini sangat penting untuk kelancaran rantai pasok gandum dunia,” kata Jokowi.
Jokowi dan Zelensky turut membahas tentang bantuan kemanusiaan. Indonesia telah berkomitmen untuk berkontribusi dalam perbaikan salah satu rumah sakit di Ukraina. “Pemerintah Indonesia terus berkoordinasi dengan Bank Dunia dan Kementerian Kesehatan Ukraina terkait hal ini,” ujar Jokowi.